Dalam sesi tanggapan, Suster Ruvina Sitorus menegaskan tentang pentingnya memupuk kerja sama di antara keragaman agama di tingkat akar rumput.

“Keragaman itu indah. Ketika kita melebur ke dalam keragaman, maka kita akan bahagia,” tegasnya.

Sembilan Pemikiran Denny JA
Adapun buku “Era Ketika Agama Menjadi Warisan Kultural Milik Bersama: Sembilan Pemikiran Denny JA Soal Agama di Era Google” diterbitkan oleh Cerah Budaya Indonesia (CBI) pada Maret 2023.

Di dalamnya terdapat sembilan bab yang masing-masing membahas mengenai aspek-aspek pemikiran Denny JA seputar femomena agama mutakhir dan spiritualitas.

Ada Sembilan bab dalam buku tersebut. Bab 1, Iman Berbasis Riset. Bab 2, Manusia: Dengan atau Tanpa Agama. Bab 3, Kitab Suci di Abad 21. Bab 4, Moderasi Beragama dan Kesetaraan Warga. Bab 5, Hijrah Menuju Demokrasi. Bab 6, Perebutan Tafsir Agama. Bab 7, Menggandeng Sains dan Jalaluddin Rumi. Bab 8, Spiritualitas Baru Abad 21. Bab 9, Agama: Warisan Kultural Milik Bersama Umat Manusia.

Gaus juga meringkas pemikiran Denny JA seputar agama di era Google dalam sembilan butir.

Pertama, pentingnya pendekatan kuantitatif untuk membuat perbandingan soal peran agama di masyarakat.

Kedua, para arkeolog berjasa mengkonstruksi ulang kisah agama.

Ketigam setelah Nabi tiada, tiada pula tafsir tunggal agama, yang tersisa adalah perebutan tafsir. Sehingga, penting kita memilih tafsir yang sesuai dengan prinsip HAM.

Keempat, Muslim Eropa memgembangkan tafsir Islamnya sendiri yang sesuai dengan kultur Eropa. Kita pun di Indonesia tak perlu terikat dengan tafsir kultur Timur Tengah.

Kelima, bagi yang tak meyakini agama, maka dapat menikmatinya sebagai sastra. Apa yang terjadi pada kitab suci La Galigo dapat juga terjadi pada agama lain.

Keenam, pentingnya mencari intisari semua agama berdasarkan the science of happiness dan neuro science. Denny JA mengembangkan spirituality of happiness.

Ketujuh, mendekati agama sebagai kekayaan kultural milik bersama. Merayakan hari besar agama lain sebagai social gathering lintas agama.

Kedelapan, LGBT sebagai isu HAM masa kini. Pentingnya mengembangkan tafsir agama yang tidak mendiskriminasi kaum LGBT.

Kesembilan, perlunya menggandeng Science dan Jalaluddin Rumi.

Menurut Gaus, di antara pemikiran Denny JA yang terpenting dan sangat dibutuhkan saat ini ialah pandangannya bahwa agama perlu didekati sebagai kekayaan kultural milik bersama umat manusia.

Pandangan semacam ini menjadi modal sosial dan modal kultural untuk membangun masyarakat yang damai dan toleran.

Artikel ini ditulis oleh:

Tino Oktaviano