Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri melakukan penggeledahan di salah satu rumah tersangka teroris di Indramayu, Jawa Barat, Selasa (26/1). Dalam penggeledahan di kedua rumah tersangka teroris AH dan WF, Tim Densus 88 menemukan barang bukti milik tersangka yang diduga terkait dengan bom Thamrin. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/aww/16.

Jakarta, Aktual.com — Polri siap menerjunkan personelnya untuk membantu pembebasan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

“Kami pokoknya siap kalau suatu waktu diminta bantuan menerjunkan Tim Densus dan Brimob untuk pembebasan itu,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan, Selasa (29/3).

Hingga kini, lanjut Anton Polri terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menelusuri keberadaan para WNI tersebut. Selain itu, pihaknya juga sedang membuka jalur diplomasi dengan Interpol di sana.

“Saya belum tahu kebijakan pemerintah terkait itu, kami pun saat ini secara diplomatik berkoordinasi dengan Interpol,” ujar Anton.

Diketahui, Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (29/3), telah mengonfirmasi pembajakan dua kapal Indonesia, yakni kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12. Pembajakan yang diduga dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf di Filipina itu terjadi pada hari Senin (28/3).

“Kami telah menerima informasi awal dari sejumlah pihak mengenai adanya dua kapal berbendera Indonesia yang dibajak dan 10 WNI awak kapal telah disandera di perairan Filipina,” kata Juru bicara Kemenlu RI, Arrmanantha Nasir.

Kapal Brahma 12, kata Arrmanantha, sudah dilepaskan dan saat ini sudah di tangan otoritas Filipina. Sementara itu, kapal Anand 12 dan 10 awak WNI masih disandera kelompok yang mengklaim dari Abu Sayyaf.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby