Menurutnya, kendaraan yang ditumpangi Achmad Supriyanto dan Icuk Pamulang saat dihentikan petugas, langsung berhenti dan menyerah, sehingga dapat langsung ditangkap.

Namun kendaraan yang ditumpangi Nanang Kosim dan Ojid Abdul Majid saat diberhentikan petugas, tidak berhenti dan malah menabrak mobil petugas yang menghadang sehingga Nanang dan Abdul akhirnya dilumpuhkan oleh petugas. “Kemudian dalam perjalanan ke rumah sakit, Nanang meninggal dunia,” katanya.

Dalam penangkapan ini, satu pucuk pistol disita petugas sebagai barang bukti.

Dalam aksi terorisme, Rikwanto mengatakan mendiang Nanang diduga pernah mengikuti pertemuan aksi teror di Batu, Malang, Jawa Timur pada 20-25 November 2015.

“Nanang sebagai pengajar teknik persenjataan,” katanya.

Selain itu, Nanang pernah merencanakan pelatihan militer di Halmahera yang akan dijadikan sebagai basis pelatihan militer kelompok Anshor Daulah pengganti Poso. Kemudian menyembunyikan Abu Asybal selama dalam pelarian pasca tragedi Bom Thamrin 2016.

“Bersama dengan Fajrun melakukan latihan membuat bom di Gorontalo tahun 2016,” katanya.

Karopenmas menambahkan Nanang juga diduga mengetahui dan menyembunyikan Andi Bakso pelaku bom Gereja Samarinda. Selain itu Nanang juga terlibat pembelian senjata M16 untuk kelompok Anshor Daulah yang sudah direncanakan sejak tahun 2015.

Sementara peranan tiga terduga teroris lainnya masih didalami.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: