Sebuah mobil tangki Pertamina saat keluar usai mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk distribusi di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) PT Pertamina (Persero) Plumpang, Jakarta Utara, Kamis (30/7/2015). Aktivitas TBBM sempat terhenti pada Selasa (28/7/2015). Akibat kerusakan database pada sistem informasi. Kerusakan database tersebut otomatis mengganggu distribusi BBM, lantaran truk pengangkut harus mengular di sepanjang TBBM Plumpang. Sehingga semua SPBU Bekasi, Sukabumi dan sebagian tangerang dah dipindahkan ke depot Cikampek, Tanjung Gerem dan Padalarang. AKTUAL/TINO OKTAVIANO
Jakarta, Aktual.com – Anggota Komisi VII DPR Dito Ganinduto meminta Direksi PT Pertamina (Persero) mengambil keputusan yang jelas atas permasalahan DEPO Bahan Bakar Minyak (BBM) di Makassar.
Berdasarkan Safty Fire Protection Association Internasional, DEPO ini tidak lolos dari ketentuan kelayakan, selain lahannya dalam persengketaan juga tidak memenuhi standarisasi kapasitas.
“DEPO di Makassar sudah berapa kali mengalami ledakan. Memang jarak tangki LPG dengan tangki yang lain cuma berjarak 22,4 meter. Kepada kantor administrasi 45,4 meter. Kepada tetangga sekitarnya hanya 91 meter,” kata Dito di Jakarta ditulis, Senin (11/9).
“Sedangkan menurut ketentuan Safty Fire Protection Association pada tahun 2014 mematok untuk tangki yang berkapasitas di atas 3785 metric kubik harus berjarak 122 meter, nah di DEPO Makasar 10.000 metric kubik. Jadi ini sungguh-sungguh melanggar,” ujarnya.
Adapun masalah sengketa lahan bahwa tanah tersebut disewa Pertamina dari PT Pelindo, namun terdapat gugatan kepemilikan dan dimenangkan oleh penggugat.
“Saya minta untuk keselamatan masyarakat disekitarnya dan keselamatan nama Pertamina, jangan sampai Pertamina melanggar dari standar yang mestinya ada sertifikat kelayakan oleh Dirjen Migas,” pungkas Dito.
Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Wisnu