Jakarta, Aktual.com — Awan gelap masih menyelimuti pergerakan rupiah kemarin, harapan akan terbatasnya pelemahan rupiah tidak terjadi. Pasalnya, pemerintah Tiongkok mendevaluasi mata uangnya sendiri.
“Kami melihat mata uang yang kami harapkan saat ini dapat melawan dominasi dolar AS, yaitu Yuan, pergerakannya saat ini cenderung melemah seiring. Langkah PBoC mendevaluasi Yuan atau dengan kata lain laju Yuan diperlemahkan,” ujar Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.
Dengan melemahnya laju Yuan, maka mata uang tandingan dolar AS menjadi tidak ada. GBP, Yen, Euro, hingga Rubel tidak mampu sebelumnya melawan dolar AS seiring peliknya masalah internal ekonominya.
“Jadi, melemahnya mata uang satu-satunya tandingan dolar AS tentu berimbas negatif pada pergerakan mata uang emerging market, termasuk rupiah,” jelas dia.
Pada Rabu (12/8) Reza memprediksi laju rupiah menuju target support 13.542, yaitu Rp13.555-13.537 (kurs tengah BI). Dengan masih adanya tren pelemahan membuat peluang rupiah untuk berbalik positif menjadi terhalangi.
“Kami masih berharap diberikan kesempatan agar pelemahan yang terjadi dapat lebih terbatas untuk mengurangi potensi pelemahan lanjutan rupiah,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka