Sementara itu, Direktur Penerangan Agama Islam, Ahmad Zayadi, menekankan peran penting perhelatan budaya ini dalam mengajak generasi muda lebih mengenal dan memajukan seni budaya Islam untuk memperkuat karakter bangsa Indonesia. “Perayaan seni budaya Islam ini bukanlah sekadar pertunjukan biasa. Ini adalah momen besar bagi generasi muda untuk menggali kekayaan seni budaya Islam serta memahami nilai-nilai harmoninya,” ujarnya.

Kasubdit Seni Budaya Islam dan Siaran Keagamaan, Wida Sukmawati, menambahkan bahwa pergelaran ini mengusung gagasan harmoni Indonesia. Dalam rangkaian Islamic Art Performance ini panitia menyuguhkan kesenian tradisional asli Indonesia yaitu Rampak Beduk khas Banten, palang pintu khas Betawi, harmoni permainan musik angklung, acapella dan paduan suara Ditjen Bimas Islam. Selain itu adapula paduan suara yang dinyanyikan oleh 68 pemuda pemudi dengan mengenakan pakaian adat nusantara.

Dijelaskan Wida bahwa Rampak Bedug memiliki filosofi kesatuan dan harmoni dalam kehidupan, Palang Pintu melambangkan gerbang kebijaksanaan dan pencarian ilmu sebagai penghormatan terhadap kearifan yang tercermin dalam seni Islam, Acapella dan pemakaian Baju Adat Nusantara menjadi simbol keindahan, persatuan, dan penghormatan terhadap warisan nenek moyang dari beragam budaya Nusantara.

Pentas seni ini mendapat antusiasme para pengunjung. Lebih dari 1000 pengunjung yang memadati JCC, menggambarkan antusiasme masyarakat, khususnya generasi muda, dalam mengapresiasi serta menikmati keindahan dan makna di balik setiap penampilan seni budaya Islam yang ditampilkan.

Acara semakin meriah karena panitia menyediakan doorprize berupa voucher belanja, sepeda gunung, ipad, dan smart watch.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin