Jakarta, Aktual.com – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, menyesalkan lambannya penanganan tanah longsor yang terjadi di sejumlah lokasi di daerah itu.

Ketua DPRD Rejang Lebong M Ali, mengatakan, lambannya penanganan pelapis tebing di kawasan pasar hewan Kelurahan Talang Rimbo Lama, Kecamatan Curup Tengah yang terjadi awal Maret lalu telah menyebabkan saluran pembuangan air menjadi tertutup dan menyebabkan banjir.

“Pelapis tebing itu informasi adalah milik warga bukan dibangun oleh pemerintah, namun demikian tetap harus ada penanganan masalah tersebut karena saat akibatnya sudah mulai mengganggu fasilitas umum, seperti drainase dan jalan raya,” katanya di Rejang Lebong, Jumat (17/3)

Pelapis tebing yang ambruk diterjang hujan deras yang melanda daerah itu beberapa pekan lalu tambah dia, tepat berada ditanjakan dan jika penanganannya lamban akan mengancam badan jalan negara dan menutup saluran pembuangan air.

Sejauh ini pihak-pihak terkait baik dari Pemkab Rejang Lebong maupun Pemprov Bengkulu kata dia, belum mengambil tindakan dan baru sebatas pemasangan rambu-rambu peringatan tanah longsor yang dipasang oleh BPBD Rejang Lebong.

Sementara itu Kepala BPBD Rejang Lebong, Basuki, saat dihubungi mengatakan kasus longsornya pelapis di kawasan Pasar Hewan Kelurahan Talang Rimbo sudah mereka laporkan ke BPBD Provinsi Bengkulu, karena jalan itu merupakan jalan negara.

Sedangkan untuk penanganan reruntuhan longsor yang mengancam jalan negara dan drainase tersebut kata dia, pihaknya tidak dapat berbuat banyak karena terkendala alat berat. Dimana pihaknya akan berupaya meminjam alat berat milik dinas PU setempat sehingga tidak mengganggu aktivitas jalan raya.

Berdasar data dari BPBD Rejang Lebong dari 15 kecamatan di daerah itu setidaknya terdapat 54 titik rawan longsor dengan jumlah titik per desanya antara dua sampai tiga titik. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh: