Jakarta, Aktual.co — Ketua Dewan Pers, Bagir Manan menilai kebebasan pers semestinya berupakeberpihakan pers terhadap publik bukan menempatkan diri sebagai bagianintegral kekuatan-kekuatan politik yang bersaing.

“Cukup banyak persoalan pers, bagaimana cara menterjemahkan kebebasandan hak berekspreksi. Kebebasan pers semestinya keberpihakan pada publik, bukanpers partisan,” kata Bagir saat acara Peringatan Hari Pers Nasional 2015di Batam, Kepulauan Riau, Senin (9/2).

Menurut Bagir, keberpihakan jadi masalah ketika pers menjadi partisan karenapartisan, lanjutnya, tidak layak dalam pers bebas.

“Pers partisan merendahkan diri sendiri, mengesampingkan kode etik, danstandar jurnalistik. Pengaruh politik terhadap pers meresahkan publik, inifaktor utama partisipan pers,” ujar Bagir.

Ia menambahkan, persoalan lainnya yakni adanya pers “abal-abal”yang semestinya tidak bisa ditoleransi oleh insan pers.

“Dewan pers mendapat keluhan dari masyarakat tentang pers ‘abal-abal’.Ada juga pers asli yang ‘abal-abal’,” katanya.
 

Menurut Bagir, pers “abal-abal “membuat berita untuk mengancam,memeras, dan bentuk manipulasi lain. Adanya pers “abal-abal”,katanya, merupakan penyakit bawaan dan adanya peluang.

“Saya minta HPN tegaskan bentuk pers ‘abal-abal’ dan menindak segalapers ‘abal-abal’ itu. Saya atas nama pers sampaikan rasa prihatin atashiruk-pikuk politik. Saya ingatkan pers tidak boleh jadi bagian hiruk pikukkecuali sebatas sampaikan informasi,” kata Bagir.

“Lebih baik pers pertanyakan suatu keputusan daripada pers pertanyakankenapa tidak ada suatu keputusan. Mari terapkan semboyan pers hari ini lebihbaik dari kemarin dan pers esok lebih baik dari hari ini,” tutur Bagir.

Peringatan Hari Pers Nasional 2015 dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kallamewakili Presiden Joko Widodo yang saat ini sedang kunjungan negara diFilipina.

Hari pers 2015 yang diusung dengan tema “Pers Sehat, Bangsa Hebat”dihadiri pula oleh Ketua MPR Zulkilfi Hasan serta sejumlah menteri KabinetKerja seperti Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri DalamNegeri Tjahyo Kumolo, dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.

Selain itu juga dihadiri Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani serta 32kepala daerah lainnya, dan perwakilan negara-negara tetangga.

Artikel ini ditulis oleh: