Kuala Lumpur, Aktual.com – Bagi tokoh hubungan masyarakat (humas), pengusaha dan tokoh pendidikan Prita Kemal Gani (58), pada era ketidakpastian (uncertain) sekarang ini profesi humas dibutuhkan untuk membuat kepastian (certain).
“Sekarang era ‘uncertain’, sekarang waktunya dibuat ‘certain’. Siapa yang bikin ‘certain’ adalah PR,” ujar pendiri dan pemilik The London School of Public Relations (LSPR) Jakarta ketika ditemui pada Kuala Lumpur International Conference belum lama ini.
Dalam pandangan Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) periode 2011-2014 tersebut ketika orang tidak mempunyai pengetahuan tentang perusahaan justru perusahaan itu harus mempunyai PR atau public relation.
“Jadi sesungguhnya inilah yang terjadi pada perusahaan kami, apalagi dengan berita-berita bohong kemudian foto-foto dengan artificial inteligent (kecerdasan buatan) sehingga hal-hal yang tidak nyata kelihatan nyata, justru saat ini profesi PR sangat dibutuhkan,” katanya.
Istri dari Pemimpin Redaksi dan juga Pemimpin Umum Majalah SWA Kemal Effendi Gani ini menyarankan agar PR tidak hanya tampil saat krisis.
“Seorang profesi PR tidak hanya tampil saat krisis, sebelum krisis juga harus disiapkan, dia harus tahu sejarah perusahaan tersebut karena reputasi perusahaan itu bukan hanya dari produk perusahaan tersebut, tahu keuangan, tahu karyawan, statement CEO-nya apa, apa yang dilakukan perusahaan itu untuk masyarakat,” katanya.
Tentang kehadirannya di Kuala Lumpur International PR Conference, dia mengatakan konferensi tersebut diselenggarakan oleh Institute of Public Relations Malaysia (IPRM) dan mereka mengundang Asean Public Relation Network (APRN) sedangkan Prita adalah presidennya.
“Dari waktu ke waktu, setiap kali asosiasi di Singapura, Filipina dan Thailand menyelenggarakan acara mereka selalu ingin menyatukan dalam APRN. Ini merupakan cita-cita kita, katanya.
APRN saat ini menerima keanggotaan dari asosiasinya. Di Malaysia APRN memiliki 2.500 anggota sedangkan anggota di Indonesia kalau digabung dengan Bakohumas bisa mencapai 20.000 praktisi Humas adapun di Thailand 3.500 anggota.
“Di Filipina lebih dahulu praktik PR-nya. Mereka memiliki ‘national chapter’ jadi di Mindanao ada, di Davao ada, di Manila ada,” ujar alumni London City College of Management Studies tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Arbie Marwan