Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, aktual.com – Tokoh Masyarakat sekaligus Pendiri Omah Mbudur, Ki Hajar Singo Dikoro mengungkapkan rasa bahagia dan syukurnya karena diberikan kesempatan untuk bertemu dengan sejumlah tokoh masyarakat, pemangku adat dan budayawan di kediamannya.
“Hari ini luar biasa, bisa bersilaturahmi seperti ini rasanya mimpi, acara ini bisa terselenggara karena antusiasme dari warga perwakilan pemangku adat,” ujar Ki Hajar di Omah Mbudur, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (5/11).
Silaturahmi tersebut dilakukan oleh pendukung Ganjar Pranowo, Dinasti Nusantara yang merupakan simpatisan yang berlatar belakang, tokoh masyarakat, pemangku adat, keturunan raja dan budayawan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Lanjut Ki Hajar, kedatangan Dinasti Nusantara merupakan langkah konkret dari Ganjar Pranowo dalam komitmennya untuk mengedepankan budaya sebagai identitas bangsa.
Terlebih, Ganjar memiliki wakil yang cukup potensial untuk membangun bangsa, sehingga menurut Ki Hajar, kedua pasangan tersebut sangat pas dalam merepresentasikan bangsa Indonesia.
“Pasangan Ganjar-Mahfud ini merupakan pasangan yang istimewa karena pasangan tersebut representasi dari dua tokoh yang berlatar belakang nasionalis dan religius, sehingga pasangan ini saling melengkapi,” kata Ki Hajar.
Ki Hajar pun menyampaikan sejumlah pesan untuk bangsa Indonesia agar kelak Indonesia menjadi negara yang maju dan berdaulat.
Lanjutnya, ada tiga prinsip sebuah bangsa akan hancur, yakni hilangkan nilai-nilai budaya leluhur, jauhkan generasi dengan nilai budi pekerti dan terakhir hancurkan penilaian dari leluhur.
“Tentu kita tidak ingin hal tersebut terjadi, sehingga kami berharap kepada pak Ganjar agar adat budaya untuk tetap eksis keberadaanya. Jangan lupa akan sejarah leluhurnya, jati diri yang melahirkan bangsa saat ini,” Ki Hajar.
“Titip pesan ke pak Ganjar supaya nanti kalau menjadi presiden jangan lupa akar budaya bangsa ini yang selalu harus di lestarikan menjadi nilai dan warisan leluhur untuk budaya tutur ke anak cucu kita,” pungkasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyematan gelar Kekancingan Mangkualaman terhadap sejumlah individu dan budayawan setempat dan ditutup dengan hiburan rakyat pentas seni wayang kulit.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain