Neno Warisman, Susilawati Soehud dan Jamil Azzaini

Jakarta, Aktual.Com-Susilawati Soehoed, salah satu pengurus Gerakan Muslimah Memilih Pemimpin (GMMP) UMMI Cabang Jagakarsa, Jakarta mengatakan GMMP berdiri sebagai bentuk partisipasi kaum wanita di dunia politik dan secara resmi telah di kukuhkan di Jakarta 3 Februari 2017 yang lalu.

“Politik bukan hanya domain laki-laki, wanita juga mesti berkiprah. Apalagi ada pepatah lama yang mengatakan “wanita adalah tiang negara.” Sebagai tiang negara maka wanita perlu melek politik agar negara ini tetap kokoh dalam wadah NKRI,” ucap Susilawati kepada Aktual.Com di Jakarta melalui pernyataan tertulis, Minggu 12 Februari 2017.

Lebih lanjut Susilawati yang juga Ketua Pemberdayaan dari Organisasi Kesejahteraan Rakyat (Orkestra) mengatakan GMMP merupakan sebuah gerakan yang diproyeksikan menjadi gerakan nasional yang sifatnya independen/netral, tidak bernaung di pihak partai politik atau pasangan calon mana-pun yang bertarung pada Pilkada Serentak 2017, terutama di Pilkada DKI Jakarta.

GMMP sambung dia bertujuan memberikan kontribusi demi mengawal proses politik yang bersih, jujur, adil sesuai dengan Ajaran Islam dalam memperjuangkan pemimpin daerah muslim yang mengusung pengimplementasian sifat sidiq, tablig, amanah, fathonah, demi masa depan generasi penerus yang membutuhkan lingkungan bertumbuh dan berkembang yang semakin baik.

Kendati demikian, kata Susilawati jika individu-individu ada yang menjadi pendukung pasangan calon kepala daerah muslim, maka tetap dapat bergabung dalam GMMP. “Dengan kesediaan menanggalkan keberpihakan tersebut saat menjalankan kerelawanan-nya di GMMP,” tegas Susilawati.

GMMP sendiri sambung dia diinisiasi oleh eksponen (“lulusan”) Gerakan #AksiSuperDamai212, yang terdiri dari empat orang motivator dan aktivis muslimah, mereka adalah Neno Warisman, Fahira Idris, Peggy Melati Sukma, Syifa Fauzia.

“Relawan GMMP bersifat nasional, bisa datang dari wilayah manapun, yang akan membentuk simpul-simpul kerelawanannya di wilayah masing-masing, dan dapat bergerak menuju wilayah lain dalam melaksanakan kerelawanannya mengawal proses politik yang terjadi di seantero Negeri Indonesia,” terang dia.

Relawan GMMP kata dia terdiri dari para muslimah aktivis ( mujahidah ) dengan latar belakang profesi beragam, berusia 21 tahun ke atas, dan bersedia bergabung dengan senantiasa meluruskan niat demi mencari ridha Allah semata.

Lebih lanjut Susilawati mengatakan relawan GMMP yang terdiri dari dua bagian besar yaitu simpul GMMP dan relawan GMMP,

Pertama simpul GMMP yaitu para pucuk muslimah mujahidah atau koordinator yang mencari, mengkoordinir, memimpin 50 relawan aktif GMMP di bawahnya.

Kedua, relawan GMMP yaitu muslimah siapa saja yang ingin bergabung di GMMP sebagai wujud kepedulian.

“Menghadapi Pilkada DKI Jakarta, Rabu 15 Februari mendatang, GMMP melakukan kontribusi pertamanya dengan menerjunkan relawan mujahidah di setiap TPS yang berjumlah sekitar 13.000 TPS. Khusus untuk Pilkada DKI Jakarta, GMMP mengkontribusikan relawannya pada Group Riset Potential atau GRP sebagai lembaga riset dengan pengalaman kerja lebih dari 20 tahun, dalam riset di bidang marketing, dan saat ini sudah terdaftar di KPUD,” terang Susilawati.

Menjadi relawan GMMP kata dia sama artinya tidak menerima bayaran apapun dalam menjalankan tugasnya yaitu menciptakan suasana yang menyenangkan di TPS, memantau jalannya pilkada sampai pengumuman hasil suara, dan melaporkan setiap kecurangan yang terjadi,

Selain itu kata dia, GMMP juga bekerjasama dengan Advokat Cinta Tanah Air atau ACTA untuk perlindungan hukum dan/atau advokasi bagi aktivitas GMMP.

Dimna hari ini, Minggu (12/2/2017( GMMP melakukan silaturahim antar mujahidah untuk menguatkan kebersamaan jelang tugas di medan juang 15/2/2017 yang akan datang serta temu media. Keutamaan kegiatan hari ini adalah doa bersama dan pesan-pesan semangat, baik dalam bentuk orasi, tausyiah, syair dan dialog.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Bawaan Situs