Gunung Kidul, Aktual.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat sebanyak 31.807 Kepala Keluarga (KK) atau 117.116 jiwa tersebar di 55 desa terdampak kekeringan.

“Kami sudah mendapat pengajuan permohonan dropping air bersih dari Kecamatan Saptosari. Hal ini menandakan jumlah warga terdampak kekeringan bertambah,” kata Kepala Pelaksana BPBD Gunung Kidul, Edy Basuki di Gunung Kidul, Selasa (14/8) kemarin.

Ia menambahkan wilayah di Saptosari yang mengajukan permintaan dropping, yakni Desa Krambilsawit yakni di Dusun Sawah 60 KK, Dusun Pringwulung 70 KK, dan di Dusun Bendo 70 KK, total ada 900 jiwa.

“Di sana sebenarnya ada jaringan pipa PDAM, namun karena ada yang lancar ada yang tidak, sehingga terdampak kekeringan,” ujarnya.

Edy menyebutkan sampai saat ini, pihaknya sudah melakukan dropping air sebanyak 3.060 tangki dengan masing-masing kapasitasnya 5.000 liter.

“Kemungkinan laporan kekeringan yang baru masuk akan di-dropping minggu depan, pasalnya jadwal dropping terjadwal setiap minggu,” katanya.

Dia menambahkan, droping air bersih dari pemkab dibantu dari pihak swasta. Ada ratusan ribu liter bantuan air dari swasta sudah masuk. “Bantuan dari pihak ketiga cukup membantu dalam penanganan kekeringan,” lanjutnya.

Sementara Bupati Gunung Kidul Badingah menerangkan pihaknya terus berupaya agar krisis air yang terjadi setiap tahunnya terjadi tidak semakin meluas. Namun semakin berkurang.

“Kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencari sumber air baru, dan juga harapannya setiap tahun terus berkurang luasan terdampak kekeringan,” jelasnya.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan