Serangan itu diduga telah menaikkan kemarahan pemerintah, sebab Ghouta Timur mestinya menjadi zona penurunan ketegangan sebagai bagian dari kesepakatan yang diperantarai Rusia, Turki dan Iran.
Dalam beberapa hari belakangan, balabantuan militer yang tak pernah terjadi sebelumnya mulai berkumpul di pinggir Ghouta Timur, dan melancarkan tembakan sengit ke posisi gerilyawan di daerah tersebut sebagai awal serangan darat.
Sementara itu, gerilyawan juga meningkatkan pemboman mortir mereka terhadap Ibu Kota Suriah, menewaskan puluhan orang dan melukai banyak orang lagi.
Kelompok pro-gerilyawan yang berpusat di London, Observatorium Suriah bagi Hak Asasi Manusia menyatakan sedikitnya 400 orang telah tewas akibat pemboman sengit terhadap Ghouta Timur sejak Ahad (19/2).
Selain itu, radio pro-pemerintah Sham FM mencatat 338 ledakan bom mortir di Damaskus sejak Januari sehingga menewaskan 79 orang, termasuk 17 anak kecil.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid