“Mereka itu tidak melakukan capital outflow, melainkan masih melakukan aksi jual terus sampai akhir tahun ini. Keuntungan mereka direalisasikan sebagiannya. Jadi wajar jelang akhur tahun ada yang profit taking (ambil untung),” kata dia.

BEI menyikapi sentimen jual bersih investor asing ini bukan sentimen negatif bagi pasar modal. Makanya Tito optimsitis pasar modal di tahun depan akan tumbuh lebih positif lagi. Karena pertumbuhan nilai kepemilikan investor asing itu berdampak positif terhadap psikologis pasar.

Menurut Tito, pihak BEI pun menargetkan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 10 ribu triliun dalam 1-2 tahun mendatang. Nilai kapitalisasi pasar BEI per Jumat, 15 Desember 2017 tercatat sebesar Rp 6.781,42 triliun.

“Kita harus mencapai Rp10 ribu triliun kalau kita ingin bersaing mencari dana untuk berinvestasi,” tuturnya.

Agar target itu tercapai, kata Tito, BEI mendorong sembilan anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merealisasikan penawaran umum perdana saham (IPO) serta 52 perusahaan asing yang sahamnya tercatat di bursa efek luar negeri juga mencatatkan sahamnya di BEI alias dual listing.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid