Jakarta, Aktual.com — Menantu perempuan di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur melaporkan mertuanya ke kantor polisi karena diacungi sabit di depan rumahnya di Desa Samir, Kecamatan Ngunut.

“Ihwal kasus ini berlatar belakang masalah keluarga. Kami masih selidiki karena sempat terjadi pengancaman pembunuhan menggunakan senjata tajam,” kata Kapolsek Ngunut Kompol Supriyanto di Tulungagung, Selasa (8/12).

Tidak ada korban jiwa ataupun luka dalam insiden tersebut, namun korban atas nama Wiji Lestari 32 tahun, sampai saat ini masih mengalami trauma. Menurut Supriyanto, mengutip hasil pemeriksaan Unit Reskrim Polsek Ngunut bahwa terlapor Jumali 58 tahun, sempat mendatangi rumah korban dan mengancam akan membunuh Wiji dan ibunya, Nurhidayah.

Aksi gebrak pintu yang diwarnai ancaman pembunuhan menggunakan sabit tersebut membuat Wiji dan Nurhidayah ketakutan sehingga keduanya bersembunyi di dalam kamar selama beberapa lama. Beruntung seorang warga datang dan berupaya melakukan peleraian.

“Terlapor ini sempat mencoba mendobrak pintu kamar, namun aksinya kemudian dilerai salah satu tetangga yang mencoba menenangkan emosi pelaku,” ujar dia.

Setelah berhasil dibujuk untuk menjauh, Jumali yang sudah reda emosinya lalu diantar pulang ke rumahnya yang berlokasi hanya sekitar 50 meter dari rumah korban. Insiden pengancaman itu kemudian dilaporkan korban Wiji Lestari ke Polsek Ngunut, karena dia mengaku sudah berulangkali mengalami teror sejenis dari pihak terlapor dengan dalih alasan ekonomi keluarga.

“Kami tetap ingin melanjutkan kasus ini ke pihak berwajib karena hidup kami terus terancam,” kata Wiji.

Supriyanto menambahkan, sebelumnya kasus ini sudah pernah dilakukan mediasi di kantor Desa Samir. Namun, upaya islah menemui jalan buntu karena korban bersikukuh memilih jalur hukum.

“Untuk terlapor akan segera dilakukan pemanggilan guna mengetahui motif dari perbuatan ini, jika terbukti bersalah terlapor bisa dijerat dengan pasal 335 KUHP tentang perbuatan yang tidak mengenakan dengan ancaman hukuman satu tahun kurungan penjara,” kata dia.

Wiji Lestari merupakan anak menantu dari Jumali. Diduga, Jumali kesal dengan Wiji Lestari karena uang kiriman dari anaknya, Suprayitno yang bekerja sebagai TKI di Jepang dihabiskan oleh Wiji untuk senang-senang. Wiji bahkan diduga telah kawin siri dengan orang lain sehingga uang hasil kiriman Suprayitno habis untuk keperluan yang tidak jelas.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu