Washington, Aktual.com – Gara-gara dianggap tarif yang terlalu mahal yang ditetapkan untuk kapal-kapal AS yang melintas, presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengambil alih Terusan Panama.

Trump menegaskan jika Panama tak bisa memastikan operasi yang aman, efisien, dan andal, maka terusan itu harus dikembalikan kepada AS. ”Kami akan menuntut Terusan Panama dikembalikan kepada kami, secara penuh, dan tanpa pertanyaan !” ujar Trump seperti dilansir dari Sputnik.

Menurut Trump, pihak pengelola Terusan Panama menerapkan Harga yang ”tidak adil” untuk kapal-kapal AS. ”Angkatan Laut dan Perdagangan kita diperlakukan dengan cara yang sangat tidak adil dan tidak bijaksana. Biaya-biaya yang dibebankan Panama sungguh menggelikan,” kata Trump.

Bahkan Trump menyebut tarif yang dipatok ke kapal-kapal AS sebagai penipuan. ”Penipuan terhadap negara kita ini harus segera dihentikan,” katanya lagi.

Di kesempatan ini, Trump juga khawatir dengan pengaruh China di Terusan Panama yang kian menguat.
”Itu semata-mata untuk dikelola Panama, bukan China, atau siapa pun. Kami tak akan membiarkan jatuh ke tangan yang salah,” tandasnya.

Sementara itu, Presiden Panama Jose Raul Mulino menegaskan kalau Terusan Panama tetap selamanya berada di tangan Panama. Menurutnya, Terusan Panama sepenuhnya dimiliki oleh Panama berdasarkan perjanjian tahun 1977, dan kedaulatan negara tersebut tidak dapat dinegosiasikan.

Hal itu disampaikan Mulino menanggapi pernyataan Donald Trump yang berniat mengembalikan kepemilikan terusan tersebut kepada AS karena tingginya tarif penggunaan. ”Setiap meter persegi Terusan Panama dan wilayah sekitarnya adalah milik Panama dan akan terus begitu. Kedaulatan dan kemerdekaan negara kami tidak dapat dinegosiasikan,” tegas Mulino.

Dikatakannya pula, perjanjian Torrijos-Carter tahun 1977 menyepakati pembubaran Zona Terusan yang lama, mengakui kedaulatan Panama, dan pengalihan penuh Terusan kepada Panama yang diselesaikan pada 31 Desember 1999. ”Sebentar lagi kami akan merayakan peringatan 25 tahun pengalihan tersebut,” tegas Mulino.

Mulino menambahkan bahwa tarif kanal ”bukanlah hasil dari kehendak sepihak”, melainkan ditentukan secara terbuka dan transparan dengan mempertimbangkan kondisi pasar, persaingan internasional, biaya operasional, serta kebutuhan pemeliharaan dan modernisasi jalur air antar samudra tersebut.

”Dengan cara ini kami berhasil memperluas Terusan pada tahun 2016. Terusan ini tidak berada di bawah kendali, baik langsung maupun tidak langsung, dari China, Uni Eropa, Amerika Serikat, atau kekuatan lain manapun,” kata Mulino.

Mulino lantas menyampaikan komitmennya untuk menjaga hubungan baik dan penuh rasa hormat dengan pemerintahan baru AS di bawah Trump, yang menurut Mulino AS merupakan pengguna terbesar terusan tersebut, dengan menyumbang lebih dari 72 persen dari total lalu lintas melalui terusan.

Untuk diketahui, Terusan Panama adalah jalur air buatan di wilayah Panama Amerika Tengah yang melintasi Tanah Genting Panama di titik terendah, menghubungkan Samudra Atlantik dan Pasifik.

Terusan ini merupakan salah satu jalur transportasi paling penting di dunia, khususnya jalur penting bagi AS karena menjadi rute pemindahan barang-barang dari Samudra Atlantik dan Pasifik.

AS berkontribusi dalam menyelesaikan Terusan Panama pada 1914. Mereka lalu mengembalikan jalur ini ke Panama berdasarkan perjanjian yang diteken Presiden Jimmy Carter pada 1977. Panama mengambil alih seutuhnya terusan tersebut pada 1999.

Saat ini sekitar lima persen lalu lintas maritim global melewati Terusan Panama, yang mana pengguna utama jalur tersebut yakni AS, China, Jepang, dan Korea Selatan. Otoritas Terusan Panama melaporkan jalur perairan tersebut memperoleh pendapatan rekor hampir miliar dolar AS atau sekitar Rp 80 triliun pada 2023 lalu.

(Indra Bonaparte)

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain