Jakarta, Aktual.com — Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah V Jateng-DIY mengatakan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang rupiah harus dimanfaatkan secara optimal oleh para eksportir.
“Seharusnya ini kesempatan yang bagus bagi Indonesia salah satunya Jawa Tengah karena penguatan dolar AS terhadap mata uang rupiah sangat menguntungkan bagi eksportir,” kata Kepala BI Kanwil V Jateng-DIY Iskandar Simorangkir di Semarang, Jumat (4/9).
Selain memperkuat ekspor, seharusnya saat ini industri dalam negeri juga mengerem impor. Dengan demikian, industri dalam negeri bisa tumbuh positif.
Meski demikian, pihaknya juga berharap agar volatilitas mata uang dolar AS terhadap rupiah ini tidak terlalu tinggi. Menurut dia, volatilitas tinggi akan mempersulit pengusaha dalam memprediksi berapa biaya yang dibutuhkan khususnya pada saat impor barang.
“Pada dasarnya, dari industri sendiri lebih menginginkan agar tidak terjadi volatilitas, sehingga mereka bisa menghitung dari awal berapa ongkos operasional perusahaan,” katanya.
Sementara itu, mengenai penguatan dolar AS kali ini, pihaknya menilai sejauh ini level tersebut masih dalam taraf aman. Bahkan, jika dolar mencapai Rp15 ribu juga masih level aman.
“Para pelaku industri ini tidak mempermasalahkan levelnya. Dari hasil diskusi grup yang kami lakukan dengan pelaku industri, mereka ingin agar volatilitas tetap terjaga,” katanya.
Sebelumnya Iskandar mengatakan pelaku industri agar melakukan reorientasi barang-barang impor ke industri dalam negeri.
“Biasanya, jika terjadi depresiasi di suatu negara akan berdampak pada sulitnya operasional industri terutama yang masih bergantung pada barang impor. Oleh karena itu, kita harus mengurangi ketergantungan bahan baku impor untuk selanjutnya berpindah ke bahan baku lokal,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: