Teheran, Aktual.com – Hubungan Iran dan Amerika Serikat diperkirakan bakal semakin memanas. Menyusul rencana Teheran meningkatkan kekuatan rudal balistiknya ‘Emad’ di 2016.
Dengan mendatangkan rudal Emad s-300 ‘Made in Rusia’yang diklaim lebih canggih dari versi sebelumnya, dengan tingkat akurasi lebih baik.
Dilansir dari Reuters, Rabu (10/2), Menteri Pertahanan Iran, Hossein Dehghan mengatakan rudal-rudal yang diklaim untuk sistem pertahanan bakal mulai didatangkan bulan Maret. Setelah dilakukan ujicoba Oktober lalu, produksi massal rudal-rudal tersebut juga sudah dimulai.
“Pesanan akan selesai akhir tahun ini,” ujar Dehghan, seperti dikutip dari kantor berita Fars, Selasa (9/2) waktu setempat.
Bukan hanya rudal, Teheran dan Moskow ternyata juga bicarakan pembelian jet tempur Sukhoi-30. “Bahkan telah memutuskan jumlah Sukhoi-30 jet tempur yang ingin kita beli,” kata Dehghan.
Langkah yang dilakukan Iran kali ini pun dibayang-bayangi kecaman PBB dan sanksi ekonomi AS.
Paman Sam dibuat gusar, lantaran hulu ledak rudal Emad dituding mampu bawa nuklir. Alhasil ujicoba yang digelar Iran atas Emad Oktober lalu dianggap langgar resolusi PBB terkait nuklir. Mengingat di Juli 2015, Teheran sudah sepakat batasi program nuklirnya. Salah satunya, dengan memblokir sistem rudal Emad. Imbalannya, sanksi internasional atas Iran dicabut bulan Januari lalu.
Dapat tudingan melanggar kesepakatan nuklir, Deghan membantah keras. “Karena kita tidak akan pernah menggunakan hulu ledak nuklir (di Emad). Ini adalah tuduhan,” kata dia.
Rusia sebagai pemasok persenjataan ke Iran pun tak luput dari sorotan PBB dan pihak Barat. Di 2010, mereka terpaksa batalkan kontrak pembelian sistem roket anti rudal ke Iran akibat tekanan PBB dan Barat.
Artikel ini ditulis oleh: