Jakarta, Aktual.com — Kurs rupiah pada perdagangan Selasa (19/1) pagi dibuka pada posisi Rp13.932/USD atau melemah 27 poin dari penutupan kemarin. Sentimen negatif penurunan harga minyak dunia dan pelemahan mata uang China, yuan, masih akan menyeret rupiah ke zona pelemahan. Sehingga pada perdagangan hari ini volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih mengalami tren depresiasi.
Menurut analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, saat ini rupiah sedang menguji support di level 13.910 dengan target resisten di posisi 13.870.
“Bahkan rupiah berpeluang kembali melemah hingga menembus level support tadi. Untuk itu investor valuta asing mesti perhatikan sentimen yang ada,” kata Reza dalam analisis hariannya, Selasa (19/1).
Dia mengatakan, perkiraan sebelumnya yang menyebutkan bahwa rupiah akan menguat sementara, gagal terealisasi. Menurut Reza, kondisi ini disebabkan oleh berlanjutnya penurunan harga minyak mentah dunia, sehingga menekan rupiah yang merupakan mata uang berbasis komoditas.
“Sehingga, risk and reward masih membayangi para pelaku pasar di dalam negeri. Apalagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga di akhir pekan lalu,” jelas Reza.
Reza mengungkapkan, meski kemarin yuan tertolong rilis kenaikan house price index, namun karena menjelang dirilisnya data ekonomi China Kuartal IV-2015 yang diperkirakan stagnan, maka membuat yuan hanya menguat terbatas terhadap yen dan dollar AS.
Kata dia, setelah pembatasan yang dilakukan PBOC, membuat yuan kembali naik meski terbatas. “Maka kebijakan yang dilakukan PBOC sepertinya berhasil membawa pelaku pasar untuk melakukan aksi beli terhadap yuan,” ungkap Reza.
Sedangkan di pasar spot, rupiah sempat menguat terbatas sebelum berakhir di zona merah. “Rilis data ekonomi AS yang kurang memuaskan membuat pelaku pasar mempunyai celah untuk memanfaatkan keunggulan di tengah kurang stabilnya pasar global,” tuturnya.
Ditambahkannya, data ekonomi China yang diperkirakan stagnan membuat laju rupiah menjadi terbatas dan cenderung melemah. Sebelumnya tren pelemahan rupiah memang dapat berlanjut, jika dollar AS menunjukan penguatan. Dan terutama jika harga minyak mentah juga tidak mengalami peningkatan.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan