Jakarta, Aktual.com – Hendra Jaya sempat dikabarkan “dicopot” dari jabatannya sebagai Presiden Direktur Pertagas. Meski telah diberikatan cukup santer dan akhirnya dikonfirmasi bahwa yang bersangkutan tidak benar telah dicopot, melainkan memang telah berakhir masa tugas dan menunggu keputusan RUPS PERTAGAS.

“Tanpa saya klarifikasi, berita lain sudah mengkonfirmasi dan meluruskan perkara tersebut, saya rasa cukup,” ujar Hendra Jaya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (10/9).

Menurutnya, selama kepemimpinan tiga tahun, atau satu periode masa kerja Presiden Direktur PERTAGAS, tercatat sebagai anak perusahaan Pertamina yang paling tinggi memberikan keuntungan bagi Induknya yakni Pertamina.

Banyak tudingan miring yang menyebut bahwa kelangkaan dan mahalnya harga gas dipasaran salah satu penyebabnya adalah ketidakpaduan antara kerja Pertagas, Hendra Jaya enggan memberikan komentar mengenai hal tersebut.

“Saya ini Presdir PERTAGAS, tugas saya menjalankan perusahaan dan memberikan profit kepada karyawan dan juga Pertamina sebagai induk, soal perusahaan lain bukan wewenang saya untuk memberikan penilaian,” jelasnya.

Terkait rencana holdingisasi Migas, dirinya engga berkomentar. “Sekali lagi tugas saya adalah di Pertagas, holdingisasi itu kebijakan yang lebih tinggi, saya tidak punya preferensi untuk memberikan penilaian, saya bekerja sesuai mandat saya saja,” jelasnya.

Beberapa penghargaan prestisius didapatkan oleh PERTAGAS selama kepemimpinan Hendra Jaya, Gold Awards dalam hal Quality Control di Internatinal Convention on Quality Control Circle (ICQCC) pada Oktober 2014 di Jepang, Platinum Awards di tahun yang sama pada Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) tahun 2014 di Batam, Satyalencana Wirakarya dari Presiden Jokowi pada Juli 2015, dan Patra Nirbhaya Karya Utama Adinugraha untuk PT PERTAGAS Operasi Wilayah Barat dan Timur atas pencapaian 20 juta lebih jam kerja tanpa kecelakaan kerja.

(Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka