“Apalagi, sekarang lagi ada tren orang gila nyerang tokoh ormas, ustaz, maupun ulama. Ketika saya dekati, dia menyalami dan memeluk saya kencang sekali. Secara reflek, saya dorong agar lepas,” katanya.
Ternyata, kata mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng itu, orang itu mengaku kagum kepadanya, seraya menyapa dengan sebutan “Syekh KH Muhammad Zainal Abidin Petir Waliyullah”.
“Saya makin penasaran kenapa orang tak dikenal ini ngerti seluk-beluk diri saya. Malah nambahin nama Muhammad, Syekh, dan Waliyullah. Saya tanya tentang identitasnya, dan semua itu diberikan,” kata dia.
Ketika ditanya soal identitas yang diminta, yakni berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), dan kartu siswa ketika duduk di madrasah aliyah negeri (MAN) menunjukan pelaku merupakan penduduk Banten, yang bernama Muhammad Ikhwanul Hisyam bin Nur Hadi Susanto.
Dia merupakan warga Sendang Asri 3 Blok J 01 Nomor 41, Citra Raya, RT 04/RW 07, Desa Ciakar, Panongan, Cikupa, Kabupaten Tangerang. “Tadinya, dia pengen nginep di rumah, saya tetapi istri saya kurang berkenan karena takut dengan adanya isu banyak ustaz dan tokoh ulama dibunuh atau dianiaya dengan modus pura-pura gila,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara