Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto

Jakarta, Aktual.com – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz diagendakan akan berkunjung ke Gedung DPR/MPR, Kamis (2/3). Raja Salman juga memberikan pidato politiknya di depan anggota dewan, menteri dan organisasi-organisasi keagamaan di ruang rapat paripurna I, Gedung Nusantara pada (2/3) pukul 13.00 WIB.

Ketua DPR Setya Novanto juga dijadwalkan akan memberikan pidato awal sebelum Raja Salman.

Pria yan akrab disapa Setnov ini membeberkan isi pidato yang akan disampaikan saat lawatan Raja Arab itu. Di awal pidato, Setnov akan menyampaikan apresiasi kepada Raja Salman yang telah bersedia berkunjung kembali setelah lawatan terakhir kali Raja Arab Saudi Faisal bin bin Abdulaziz Al Saud pada 1970 silam.

“Kita sangat memberikan apresiasi kepada Raja Salman yang raja telah melakukan napak tilas 47 tahun lalu, raja sebelumnya sudah ke sini,” ujar Setnov di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/2).

Menurutnya, lawatan Raja Salman memiliki arti penting bagi hubungan Indonesia dan Arab Saudi, salah satunya soal kerjasama penyelenggaraan haji. Indonesia baru saja mendapatkan penambahan kuota haji dari Arab Saudi. Peningkatan kualitas haji akan diselipkan Setnov dalam pidatonya.

“Kita sebagai negara Islam terbesar ingin memberikan arti yang besar bahwa dengan kedatangan Raja Salman ini ada hal-hal yang penting, kuota-kouta yang sudah diberikan tentu kita berikan apresiasi. Tapi harapan kita untuk tidak disejajarkan dengan negara lain yang pengirimannya lebih banyak dari negara islam lain,” terangnya.

Isi pidato lainnya menyangkut investasi dan kerjasama di bidang ekonomi. Termasuk perkembangan dunia investasi baik perusahaan-perusahaan milik Indonesia di Arab Saudi atau pun sebaliknya.

“Ada beberapa hal berkaitan program kerjanya yang menyangkut maslaah investasi, bidang ekonomi. apakah Indonesia investasi di Saudi Arabia atau pengusaha-pengusaha investasi yang ada di indonesia,” jelas dia.

Kemudian, kata dia, pidato politik juga akan dimasukkan soal masalah perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia yang ada di Arab Saudi. Adapula isi pidato soal penambahan kuota haji dan penguatan hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi.

“Lalu masalah tenaga kerja yang harus diperhatikan untuk memberi perlindungan-perlindungan. Ketiga mengenai penambahan kuota. Keempat kebijakan antara kedua negara, bilateral antara Saudi Arabia dan Indonesia perlu kita perkuat,” pungkasnya.

Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby