Foto Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat pembagian minyak goreng gratis di acara PANsar yang diduga sambil kampanye anaknya Futri Zulya Savitri agar dipilih di pemilihan anggota legislatif (pileg) mendatang.

Jakarta, Aktual.com – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan tanggapi soal video viralnya bagi-bagi minyak goreng di acara PANsar yang diduga sambil kampanye anaknya Futri Zulya Savitri agar dipilih di pemilihan anggota legislatif (pileg) mendatang.

“Kemarin itu hari Sabtu, kan acaranya jelas. Bukan baru di partai politik, saya kan ketua umum partai duluan jadi menterinya belakangan”, kata dia di Auditorium Kementerian Perdagangan, Kamis (14/7).

Dia mengungkapkan kegiatan PANsar Murah merupakan agenda rutin yang dilakukan PAN dan dilaksanakan di luar hari kerja. “Sudah bertahun-tahun ada PANsar murah, makanya di Sabtu hari libur”.

Zulhas sendiri menanggapi santai terkait kritikan terhadap dirinya usai video bagi-bagi minyak goreng nya viral. “Itu biasa jadi menteri ada yang pro dan kontra, politik juga. Saya harus membatasi diri diminta teman-teman untuk membaca pidato yang sudah tertulis,” jelasnya.

Sebelumnya Ketua DPW Partai PAN DKI Jakarta, Eko Purnomo menjelaskan PANsar Murah sudah pernah dilakukan sebelumnya. Jadi acara PANsar Murah, lanjutnya, menjadi agenda rutin PAN, jauh sebelum Zulkifli Hasan menjadi menteri.

“Bulan April tahun ini bisa dicek, kami menyelenggarakan PANsar Murah di 6 wilayah di DKI Jakarta. Sembako yang harganya mencapai Rp 150 ribu dijual hanya dengar Rp 30 ribu,” kata Eko dalam siaran pers, Rabu (13/7).

Sebelumnya, beredar video Zulkifli membagikan minyak goreng merek ‘MinyaKita’ di acara PANsar menjadi viral dan menjadi kontroversi di tengah masyarakat.

Dalam video itu Zulkifli meminta ibu-ibu yang mendapatkan dua liter ‘MinyaKita’ secara gratis itu untuk memilih putrinya dan berjanji akan menggelar kegiatan bagi-bagi setiap dua bulan sekali. “Tapi nanti milih Futri ya, oke? Kalau milih Futri, entar dua bulan ada deh ginian,” tandas Zulhas.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Dede Eka Nurdiansyah