Denpasar, Aktual.com – Empat warga negara Belanda anggota geng Satu Darah dicekal Polresta Denpasar. Mereka diduga menjadi biang keladi keributan di Diskotek Pyramid, Jalan Dewi Sri, Kuta, Senin (8/8) pagi.

Kapolresta Denpasar Kombes ‎Hadi Purnomo mengatakan keempat orang yang masih berstatus saksi itu dicegah agar tidak melarikan diri ke luar Bali. Koordinasi sudah dilakukan dengan pihak Imigrasi dan Bandara Ngurah Rai.

“Mereka berstatus saksi, semua orang Belanda. Kita sudah koordinasi dengan Imigrasi dan Bandara untuk mengawasi saksi-saksi ini jangan sampai kabur dan menyulitkan kita,” ujar Hadi, di Polsek Denpasar Selatan, Selasa (9/8).

Polisi belum menetapkan tersangka dari kejadian tersebut. Status WNA keempat orang itu jadi kendala pihak kepolisian mengusut keributan yang menimbulkan korban luka-luka itu. Masih dilakukan pengembangan saksi-saksi. “Baru kemudian bicara tersangka.”

Saat kejadian, tutur dia, keempat orang itu sudah keluar dari hotel, lebih cepat sehari dari rencana awal menginap empat hari. “Tiga hari mereka sudah meninggalkan hotel,” papar Hadi.

Saat ini, sebagian dari anggota geng Satu Darah dari berbagai negara yang menggelar reuni di Bali selama tiga hari, sebagian sudah kembali ke negara asal. “Namun sebagian masih ada di sini.”

Sebelumnya, Hadi menuturkan kronologis kericuhan dalam pertemuan geng Satu Darah. Sebelum bergeser ke Bar Pyramid, mereka juga membuat acara di Boshe sampai pukul 03.00 Wita.

Sebagian anggota geng itu kemudian pindah ke bar Pyramid, dan melanjutkan minum-minum di sana. Sampai kemudian terjadi bentrok dengan tamu lain. Sekitar pukul 05.30Wib, mereka kemudian diminta keluar karena bar akan tutup. “Katanya mereka tidak terima diusir dari bar karena akan tutup, sehingga terjadi peristiwa pengrusakan,” ujar Hadi.

Geng yang anggotanya datang dari berbagai negara seperti Belanda, Inggris dan Australia ini kemudian lakukan pengrusakan dengan memecahkan kaca di pintu klub. Akibat kericuhan, dua orang yang alami luka masih menjalani perawatan intensif. Satu merupakan WNA Belanda dan satunya warga lokal yang merupakan pegawai Club Pyramid.

“Korban dari Belanda terkena pecahan botol. Kedalaman 1,5 sentimeter panjangnya 2 sentimeter. Yang orang Indonesia kakinya terkilir,” kata dia. (Bobby Andalan)

Artikel ini ditulis oleh: