Jember, Aktual.com – Puluhan pendukung relawan bupati Jember Hendy Siswanto, melakukan aksi Unjuk Rasa akibat memonopoli proyek pemkab Jember.
Relawan yang melakukan aksu itu Diantaranya, RMJ (Relawan Militan Jember), RJM (Relawan Jumadi Made) dan AKJ (Anti Kesultanan Jompi) dengan jumlah 50 massa yang berlangsung di depan Pendopo Wahya Wibawagraha pada, Jum’at (01/10).
Menurut Korlap Aksi Jumadi Made saat dikonfirmasi disela aksi mengatakan, aksi ini merupakan bentuk kekecewan serta protes terhadap kebijakan bupati yang dinilai menciderai demokrasi dan melukai hati rakyat.
“Bupati Jember Haji Hendy Siswanto telah mengingkari janji-janjinya saat kampanye, diantaranya Pendopo yang katanya terbuka 24 jam untuk rakyat, nyatanya hanya janji-janji belaka,” ujarnya.
Tak hanya itu, lanjut Jumadi menuturkan, jika puluhan pendukungnya yang merasa kecewa ini, menagih janji kepada Bupati Hendy.
“Replika peti mati dan teatrikal pocong, adalah gambaran kebijakan Bupati selama ini menciderai demokrasi dan melukai hati rakyat, diantaranya melegalkan honor kematian Covid, serta proyek proyek di lingkungan Pemkab Jember yang dikuasai oleh kroni-kroni Bupati,” tuturnya.
“Kami sangat kecewa dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bupati, kebijakan bupati telah melukai hati kami selaku pendukung militan, dulu waktu kampanye, bupati menyampaikan akan mengajak seluruh pendukung dan masyarakat untuk kerjasama memajukan Jember, tapi nyatanya apa? Proyek-proyek justru dikuasai oleh keluarga Bupati,” sambungnya.
Meski demikian, ia juga meminta agar aparat penegak hukum (APH) seperti kejaksaan, kepolisian dan KPK untuk turun dan mengusut jual beli jabatan yang menurutnya saat ini terjadi di lingkungan Pemkab Jember.
“APH harus turun tangan dan mengusut penyimpangan penyimpangan yang ada di Pemkab Jember, diantaranya jual beli jabatan,” teriak Jumadi.
Selain melakukan orasi, peserta aksi juga membentangkan beberapa poster, diantaranya bertuliskan “Janjimu Hanya Angin Surga”, “Bupati Omong Doang”, “Usut Jual Beli Jabatan”, dan “Tertindas atau Melawan”.
Dari pantauan media ini, Aksi ini sendiri mendapat penjagaan ketat dari aparat kepolisian dan Satpol PP di pintu masuk Pendopo. Namun sampai aksi berakhir dan berlangsung kurang lebih 2 jam. Tidak ada pejabat ataupun bupati yang menemui massa aksi.
(Aminudin Aziz)
Artikel ini ditulis oleh:
A. Hilmi