Jakarta, Aktual.com — Pasca mundurnya Setya Novanto dari Ketua DPR RI, Partai Golkar langsung menggelar rapat untuk membahas penggantinya.
Politisi Partai Golkar Fadel Muhammad mengatakan keputusan ada pada Ketua Umum Golkar, Aburizal Bakrie, yang persyaratannya memenuhi kriteria dalam peraturan rapim.
“Itu ada aturannya, dalam rapim kelima yang dibuat Partai Golkar rapim kelima itu sudah memutuskan Calon DPRD, DPR itu ada 4 prasyarat. Pertama, harus dalam struktur organisasi, dia apa di kepengurusan. Kedua, suara terbayak dalam dapil. Ketiga, Pengalaman-pengalaman orang itu. Keempat, Hak prerogatif ketum. Semua ini dibawa ke rapat pleno baik tingkat DPP, DPD tingkat I dan DPD tingkat II, maka untuk itu kalau DPP ya pleno tingkat DPP Golkar. Untuk itu sekekarang keputusan ada di tangan ketua umum kapan plenonya, dan kriteria ini dipilih mana yang memenuhi,” ujar Fadel di DPR, Senayan, Jakarta, (17/12)
Fadel menjelaskan, untuk sementara jika calon ditunjuk berdasarkan hasil suara tertinggi di dapil, maka hanya tersisa dua yakni dirinya dan Ade Komarudin.
“Dulu waktu pemilihan pemilu 2014 lalu itu kan kita sudah petakan seluruhnya, yang paling tinggi di dapil kan fadel Muhammad, Ade Komarudin dan setnov sudah kita petakan lengkap,” katanya.
Fadel mengungkapkan, kala itu Ketua Umum memilih Setya Novanto ketimbang dirinya. Tidak menutup kemungkinan, dirinyalah yang akan menduduki kursi pimpinan DPR.
“Dan kemudian hak prerogatif hak ketua umum, mempertimbangkan segala pertimbangan dan memilih Pak Setya Novanto, saya bilang nggak apa-apa, saya sudah menjadi anggota DPR dan ketua komisi XI yang menggeluti ekonomi, kan saya sudah senang sekali,” ungkapnya.
Menyinggung kesiapannya menggantikan Novanto, Fadel menyerahkan putusan kepada Ketua Umum Partai Golkar.
“Bukan siap atau tidak. Kita serahkan ke ketua umum. Belum dihubungi ketum. Kita lihat peekembangan yang ada,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh: