Batang, Aktual.com – Sebanyak 2.000-an lebih guru wiyata bakti yang tergabung dalam Paguyuban Tenaga Honorer, Pendidik dan Kependidikan (PAGARDIKA) kabupaten Batang melakukan aksi turun jalan di Batang, Sabtu (12/11).

Mereka yang berasal dari guru jenjang PAUD, TK, SD hingga SMA menggelar berbagai aksi secara berkelompok. Bentuk tuntutan itu digelar dengan aksi sosial, istighosah, tabur bunga, jalan sehat, senam aerobik dan donor darah. Mereka menuntut agar pengabdiannya selama bertahun-tahun diangkat menjadi PNS maupun minimal haji sesuai Upah Minimum Rendah (UMR) Batang.

Koordinator aksi, Martoit mengatakan bahwa pengabdian guru, Tata Usaha, dan tukang kebun di lingkungan pendidikan mendapatkan haknya yang tak setimpal dengan jasanya.

“Kami minta Pemerintah Batang dapat memberikan upah yang layak kepada para pengabdian di Sekolah Negeri. Baik itu, sebagai guru, TU atau tukang kebun atau tenaga terampil lainnya,” tegas dia disela-sela aksi.

Miris, kata dia, upah maupun honorium yang diterima selama ini Rp250 ribu tiap bulan. Padahal, mereka telah bekerja keras selama ini belum layak dengan beban kehidupan sehari-seharinya. Lanjut dia, gaji guru honorer sejauh ini masih diterimakan Rp250 ribu. Nominal itu tak sebanding dengan beban guru di sekolah. “Mereka dari ngajar, nglatih anak-anak sampai membuat administrasi sekolah, sehingga 250 ribu mana cukup untuk membiayai hidup, belum yang sudah berkeluarga,” ujar dia.

Ia berharap kegiatan serupa menjadi perhatian dari pemerintah setempat  akan nasib mereka yang sudah mengabdi bertahun-tahun di SD Negeri milik Pemerintah Batang yang tak kunjung diangkat menjadi PNS atau minimal mendapatkan gaji sesu

Menanggapi aksi guru di Pendopo Batang, Sekertaris Daerah Kabupaten Batang Nasihin mendukung gerakan aksi honorer di lingkungan sekolah. Pemerintah akan berusaha mensejahterakan guru dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Kami mendukung aksi ini, apalagi sudah diawali dengan pembacaan asmaul husna. Mudah-mudah do’a bapak-ibu terkabul oleh Allah swt.  Mudah-mudahan di tahun 2017 nanti kami dapat memberikan upah yang layak, karena perjuangan Bapak-Ibu juga di dukung oleh para Anggota Dewan kita. Saya juga merasakan kondisi Bapak-Ibu yang ada di SD, tapi karena keuangan yang belum mencukupi dan regulasinya belum ada sehingga ketinggalan daerah lain yang terlebih dahulu sudah memberikan honor pengabdian sesuai UMR,” Terang dia.

Aksi massa itu mendapat pengawalan Petugas dari  Polres Batang, hingga aksi berlangsung dan berakhir berjalan aman dan tanpa anarkis.

(Laporan: Muhammad Dasuki)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka