Jakarta, Aktual.com – Dianggap sudah bukan kader NasDem, Dodi Ilham dibuat heran. Pemberitahuan resmi tidak pernah diterima, sampai tiba-tiba saja dengar dari media massa kalau dirinya begitu saja dinyatakan sudah bukan kader partai besutan Surya Paloh.
“Ngga ada tuh pernah saya terima surat pemberitahuan pemecatan,” ujar dia, saat dihubungi Aktual.com untuk mengkonfirmasi pernyataan Ketua Bappilu DPW NasDem DKI Bestari Barus yang menyampaikan kabar itu, Rabu (23/3).
Kata Dodi, kemungkinan besar Bestari berpegangan pada habisnya masa berlaku Kartu Tanda Anggota (KTA) dia di Mei 2015 lalu. (Baca: Bestari Tegaskan Dodi Ilham Sudah Bukan Bagian NasDem)
Yang membuat Dodi heran, kalaupun sudah dianggap bukan lagi sebagai kader NasDem di Mei 2015, dirinya masih menerima Surat Keputusan (SK) untuk menjadi Ketua Biro Agama dan Masyarakat Adat DPW NasDem DKI untuk periode 2016-2021. “Itu SK yang tanda tangan Ketua Umum (Surya Paloh) dan Sekjen (Nining Indra Saleh) loh,” ujar dia, saat dihubungi Aktual.com, Rabu (23/3).
Kendati demikian, aktivis 98 ini mengaku memang sudah ada beberapa kejanggalan yang ditemuinya dari sikap DPW NasDem DKI terhadap dirinya. Kata dia, sebelum keluar SK untuk pengangkatannya sebagai Ketua Biro, sudah ada SK lain untuk pengangkatan dia sebagai anggota Dewan pakar NasDem DKI periode 2013-2018.
“Tapi sebelum SK itu habis masa berlakunya, tiba-tiba sudah keluar SK baru untuk pengangkatan sebagai Ketua Biro Agama di Januari 2016. Dan ini SK keluar tanpa Muswil (Musyawarah Wilayah). Padahal harusnya ada muswil,” ucap dia.
Kejanggalan lain, tutur Dodi, dirinya tidak diundang saat pelantikan pengurus NasDem se-DKI di Gelora Bung Karno tanggal 20 Maret 2016. “Padahal biasanya saya diundang,” ujar pria yang mengaku memboyong 48 aktivis 98 untuk ‘berjamaah’ masuk NasDem itu.
Dengan sejumlah kejanggalan untuk mendepaknya, Dodi menduga kuat kabar pemecatannya itu disebabkan pernyataan-pernyataannya di media atau tulisan di akun medsos pribadinya yang mengkritik keras Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). “Juga terkait sikap keras saya menolak sikap NasDem yang menyatakan mendukung Ahok untuk Pilkada DKI 2017,” ucap dia. Sebuah keputusan yang menurut dia jauh panggang dari api dengan cita cita restorasi NasDem.
Dan, ujar dia, selama dirinya belum menerima surat pemecatan secara resmi atau pemberitahuan dari Ketum Surya Paloh maka dirinya masih tetap berhak mengklaim sebagai kader NasDem saat berbicara di media.
“Jadi bisa jadi dia (Bestari) ngga ngga ngerti jurnalis, jadi memasalahkan soal anggapan bahwa saya merepresentasikan NasDem saat ditulis sebagai politisi NasDem di berita. Itu kan biasa wartawan nulis begitu, heboh banget Bestari menanggapinya,” kata dia. Bahkan bukan hanya tidak mengerti soal jurnalistik, kata dia, tapi bisa jadi tidak mengerti bagaimana cara berorganisasi.
Artikel ini ditulis oleh: