Semarang, Aktual.co — Sri Panuti (43), TKW Malaysia asal warga RT 8 RW 5 Desa Kedung Kancil, Proyonanggan Kabuputen Batang dikabarkan meninggal dunia akibat korban mutilasi.
Kabar duka yang diterima melalui rekan korban via telepon membuat keluarganya panik dan prihatin.
Sri Panuti terakhir pulang pada hari raya Idul Fitri 2014 lalu untuk menikahkan anak pertamananya bernama Sigit Adi Purnomo (23). Kemudian kembali melancong setelah lebaran Idul Adha kemarin. Terakhir, keluarga masih dihubungi korban pada Jum’at (28/11) kemarin.
“Kata Indra teman ibu itu mengabarkan kalau sudah meninggal dunia. Katanya dibunuh oleh teman kerja di perkebunan. Bilangnya dimutilasi,” kata Aris Sanista (21), ditemui di kediamannya Proyonanggan Batang, Selasa (9/12).
Pada hari Sabtu (29/11), korban dikabarkan meninggal dunia. Hingga saat ini, keberadaan Sri Panuti belum diketahui dan dipastikan keberadaannya dimana. Bahkan hampir 9 hari paska kabar dari teman korban yang sama-sama bekerja pun hanya mengabarkan melalui pesan singkat (SMS) dan telephone.
“Katanya pernah bilang ibu mau pinjam uang ke Jhon (orang Malaysia), tapi rumahnya jauh. Informasi terakhir itu berhubungan dengan Jhon,” imbuh dia.
Anak kedua dari dugaan korban mutilasi itu terakhir masih berkomunikasi sekitar Jum’at (28/11) lalu. Saat itu, Sri akan mentransfer uang untuk membelikan sepeda bagi anaknya yang terakhir bernama Andi Mailinda (15).
Selama dua puluh tahun, korban bekerja sebagai buruh perkebunan sayur di Kota Perak Malaysia secara mandiri, tanpa melalui jasa/ PT TKI. Sehingga keberadaan kabar duka tersebut sulit dicari keberadaannya.
“Ibu bekerja ke luar negeri ketika saya masih berumur 2 tahun. Ketika bapak meninggal dunia, lalu ibu menghidupi emapat anak,” beber dia.
Agar jenazah dapat dipulangkan, Siswanto Ketua RT dan keluarga melaporkan nasib korban yang tidak diketahui kabar meninggalnya kepada Pemerintah Kabupaten Batang.

Artikel ini ditulis oleh: