Jakarta, Aktual.com – Pemberhentian Chuck Suryosumpeno sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Maluku yang berbuntut penetapan tersangka pada dirinya cukup menarik perhatian publik belakangan ini.
Kasus ini sendiri cukup unik mengingat sangat jarang Jaksa Agung menetapkan anak buahnya sendiri sebagai tersangka. Saat ini, Chuck ditahan bersama mantan anggota Satuan Petugas Khusus (Satgassus) Kejaksaan Agung, Ngalimun.
Keduanya diduga melakukan penggelapan barang sitaan dari perkara korupsi BLBI dengan nama terpidana Hendra Rahardja. Barang yang disita berupa tiga bidang tanah di Jatinegara, Puri Kembangan dan Cisarua (Bogor).
Sejumlah pihak pun sangat menyayangkan penahanan ini. Direktur Eksekutif Lokataru Foundation Haris Azhar misalnya, sempat mempertanyakan manuver Jaksa Agung M Prasetyo yang memidanakan Chuck hanya karena dugaan prosedural.
Chuck memang didakwa melakukan tindakan di luar operasional standar prosedur atau standard operating procedure (SOP) saat menjabat Ketua Satgassus penyelesaian barang rampasan dan barang sita eksekusi BLBI.
Sementara itu, mantan bawahan Chuck di Kejaksaan Tinggi Maluku, Bobby Palapia menyebutnya sebagai seorang jaksa yang sangat sederhana. Berdasar pengalaman karirnya, Bobby yang pernah menjabat Kasi Penkum Kejati Maluku, mengungkapkan bahwa Chuck adalah satu-satunya atasan yang tak pernah neko-neko kepada bawahan.
Menurutnya, awal perkenalan dengan Chuck baru dimulai pada 2015 lalu, saat Chuck baru menjabat sebagai Kajati Maluku.
“Karena jabatan itulah saya dituntut untuk senantiasa dekat dengan Bapak dan otomatis tahu keseharian Bapak dan Ibu (Chuck dan istri) yang sederhana,” kata Bobby di Jakarta, Minggu (18/11).
Ia mengatakan, banyak yang tidak tahu tentang kehidupan keluarga Chuck, termasuk profesi sang istri yaitu Retno Kusumastuti, yang bergelut di bidang konsultasi komunikasi dan juga penulis buku.
Untuk istri dari jaksa senior terlebih menjabat sebagai Kajati, kata Bobby, Retno sangat berbeda karena tetap berkarya di tengah kewajibannya menemani kegiatan suaminya.
Bahkan tambahnya, Retno bukan seorang perempuan yang konsumtif dan hedonis karena hampir tak pernah berpergian ke pusat perbelanjaan.
“Saya hampir tidak pernah lihat Ibu jalan ke toko-toko seperti yang lainnya. Ibu hanya ke kantor Kejati bila dipanggil Bapak untuk menemani makan siang. Selebihnya beliau di rumah.”
Keseharian keduanya diakuinya sangat jauh dari kemewahan. Tak jarang dirinya merasa iri dengan pasangan yang harmonis tersebut. Kata Bobby, kedua pasangan ini lebih sering makan di rumah dan selalu mengajak siapa saja yang datang untuk makan sama-sama, tanpa memandang pangkat.
Bobby pun memiliki pengalaman yang sangat berkesan dengan Chuck. Suatu ketika, ia diharuskan berangkat secara mendadak ke Jakarta untuk pelatihan kehumasan Kejaksaan Agung.
Hal itu pun membuatnya kebingungan karena uang dinas justru baru diberikan usai pelatihan tuntas. Biaya tiket Jakarta-Ambon sendiri tidak murah, belum lagi dengan biaya penginapan dan lainnya.
Ia pun menghadap Chuck dan menyampaikan kesulitan yang dialaminya.
“Wah, ternyata duitku tinggal ini Bob, bentar aku tanya Ibu,” ujarnya menirukan ucapan Chuck yang disebutnya membuka dompet di depan dirinya. “Saat itu juga saya langsung berpikir, ternyata Kajati saya miskin juga,” kata Bobby.
“Nih Bob berangkatlah, Ibu ada uang tiket untuk kami pulang ke Jakarta, kamu pakai aja kami akan tinggal di Ambon saja bulan ini,” lanjut Bobby masih meniru perkataan Chuck.
Saat itu juga dirinya langsung merasa tidak enak sekali kepada pasangan suami istri ini. Saat itu, ia baru menyadari jika Chuck dan Retno bukanlah tipikal orang yang memikirkan kepentingan mereka saat dimintai tolong.
“Mereka memang tidak berlebih dalam kekayaan tapi selalu dengan mudah membantu sesama.”
Terkait musibah yang diterima Chuck saat ini, Bobby hanya bisa membantu melalui doa semata. Ia sangat berharap jika masalah ini berakhir baik untuk mantan atasannya.
“Demi Tuhan saya bersaksi, beliau adalah pemimpin yang mengayomi anak buahnya bagai orang tua sendiri,” ujar Bobby.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan