Jakarta, Aktual.com — Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio berani menargetkan pertumbuhan emiten bakal menyalip jumlah emiten di negara tetangga, Singapura dan Malaysia.
Cuma sayangnya, perusahaan yang mau mencatatkan diri di BEI relatif minim. Hingga Februari 2016 saja baru ada dua emiten baru. Padahal target BEI di tahun ini mencapai 30-an lebih. Saat ini ada 526, sedang negeri tetangga jauh dari itu.
“Sebab pertumbuhan emiten baru di Indonesia mencapai 24 persen dalam lima tahun terakhir,” kata Tito di Jakarta, Kamis (3/3).
Jika angka tersebut diakumulasikan dalam empat tahun mendatang, maka jumlah emiten Indonesia akan menyusul Malaysia dan Singapura.
“Sehingga dalam empat tahun mendatang emiten kita akan mencapai 736 emiten. Selama ini di Singapura jumlah emitennya minus satu persen dan Malaysia minus tujuh persen,” papar dia.
Optimisme Tito dipicu oleh kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mulai membaik. Sehingga akan mencari daya tarik perusahaan untuk melepas sahamnya di pasar modal.
“Saya yakin sebentar lagi IHSG akan menembus ke level 5.000 lagi. Saya yakin. Hari ini dibuka di rekor baru lagi di 4.868,” jelas dia.
Namun demikian, untuk mencapai target-target itu, perlu ada penguatan anggota bursa (AB), atau perusahan sekuritas baru. Sehingga minimum modal kerja bersih disesuaikan (MKBD) lebih besar lagi.
“Saat ini, minimum MKBD kita hanya US$2 juta dolar, di Thailand US$15 juta, Singapura US$ 125 Juta, jadi modal AB kita terkecil,” keluhnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan