“Semua ini harus kita terima dengan besar hati dan kita jadikan tekad untuk berbuat yang lebih baik lagi. DPR bukanlah Jaka Sembung naik ojek, alias tidak nyambung Jack! Tetapi, abang Jampang bawa pedang, alias gampang mengikuti keinginan rakyat yang berkembang,” papar politikus Golkar itu.
“Singkatnya, di masa-masa mendatang kita harus terus bertekad untuk mewujudkan lembaga perwakilan yang representatif, harmonis dan produktif sekaligus. Hanya dengan semua inilah demokrasi Indonesia akan menjadi demokrasi yang matang. Dan, DPR RI adalah simbol kemajemukan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Laporan: Novrizal Sikumbang
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid