Pelaksanaan uji emisi dilakukan untuk mengukur polusi yang dikeluarkan kendaraan, menumbuhkan kesadaran pengendara tentang pentingnya perawatan mesin kendaraan serta menciptakan udara bebas dan bersih di ibukota.

Jakarta, Aktual.com – Meskipun realisasi penurunan emisi tahun 2017 mencapai 33,9 juta ton CO2, atau sedikit melebihi target yakni sebesar 33,6 Juta ton CO2, namun Indonesia berada dalam posisi dilemah untuk pelaksanaan komitmen penekanan emisi sebagaimana yang telah disepakati pada Paris Agreement.

Keadaan ini dapat dipahami dari pernyataan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana bahwa dengan program kelistrikan pemerintah yang menginginkan kehandalan dan keterjangkauan harga, maka energi peimer dari fosil masih menjadi pilihan utama, sehingga upaya penekanan emisi tidak begitu progresif.

“Satu sisi kita terikat dengan Paris Agreement, satu sisi kita butu pembangunan listrik dengan kapasitas besar, dan murah, nah ini yang menjadi pembahasan dalam pelaksanaan komitmen penekanan emisi,” kata Rida ditulis Kamis (11/1).

Hambatan ini juga dapat dilihat dari capaian secara tahun ke tahun tidak begitu signifikan. Pada tahun 2015 capaian emisi 29,64 juta ton CO2 dan tahun 2016 hanya meningkat menjadi 31,60 juta ton CO2. Sedangkan untuk proyeksi tahun 2018 sebesar 36,0 juta ton dari perolehan tahun ini 33,9 juta ton CO2.

Sebagaimana diketahui, pada tahun 2015, dalam acara Conference of the Parties (COP) ke 21 Paris, Presiden Joko Widodo telah menyepakati komitmen Indonesia mendukung upaya mengatasi pemanasan global dan perubahan iklim.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid