“Surat aktivasi itu dengan syarat tidak ada pemotongan produksi. Mengingat, produksi harian kita sudah menurun,” kata Jatmoko.
Selanjutnya Sujatmiko mengaku tidak tahu pasti alasan Arab Saudi dan UEA meminta Indonesia bergabung kembali. Tetapi dia melihat posisi Indonesian bisa bertindak sebagai penyeimbang dan mencairkan hubungan antar negara OPEC.
“Menteri Arab Saudi, Menteri UEA meminta Menteri kita (ESDM) masuk lagi ke OPEC, artinya kan peran Indonesia dibutuhkan. Kalau orang ngajak berarti kan dibutuhkan perannya. Ada peran yang hilang di OPEC yang bisa diemban Indonesia untuk menjaga keseimbangan,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Perjalanan Indonesia dalam sejarah OPEC mengalami pasang surut. Indonesia menjadi satu-satunya anggota OPEC dari Asia selama hampir 50 tahun sebelum keluar dari grup itu pada awal 2009 ketika harga minyak mencapai rekor tertinggi.
Selain itu, meningkatnya permintaan domestik serta menurunnya kemampuan produksi malah menjadikan Indonesia sebagai importir minyak.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby