Jakarta, Aktual.com – Cendekiawan muslim Din Syamsuddin berpendapat, krisis moral merupakan akar dari semua krisis yang terjadi di muka bumi.
Ia menyebut beberapa krisis dunia seperti krisis energi, pangan atau air, merupakan akibat dari adanya krisis moral yang terjadi di dunia.
“Sejatinya merupakan krisis moral, memerlukan solusi yang tepat dan kolaborasi antaragama dan bangsa,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (12/11) malam.
Pendapat tersebut dikemukakakannya dalam Pertemuan Tahunan Ke-4 Grup Visi Strategis Rusia-Dunia Islam yang berlangsung di Makchkala, Republik Dagestan, Federasi Rusia.
Pertemuan dihadiri sekitar 40 tokoh dari 22 negara Muslim dan dari Federasi Rusia.
Mantan Ketua PP Muhammadiyah ini mengemukakan kolaborasi Rusia-dunia Islam perlu mengambil bentuk kerja sama nyata dalam berbagai bidang peradaban, baik ekonomi, perdagangan, pendidikan, budaya, politik dan militer.
“Kerja sama itu sudah dimulai baik secara multilateral maupun bilateral antara Rusia dan salah satu negara Islam,” tambahnya.
Din mengingatkan terdapat persoalan mendesak yaitu perlunya respon yang baik atas terjadinya pergeseran geopolitik dan geoekonomi dunia dari Atlantik ke Pasifik dengan munculnya kawasan Asia Timur.
Dalam perkembangan terkini, dia mengatakan perlunya kolaborasi Rusia-Dunia Islam untuk mengantisipasi kemunculan China dengan ambisi “Belt and Road Iniative”.
“Ambisi tersebut perlu direspon positif dan menghalanginya agar tidak menjadi kekuatan hegemoni baru di dunia,” jelas mantan Ketua Umum MUI ini.
Menurut Din, kolaborasi Rusia-Dunia Islam dapat menjadi alternatif terhadap penyelesaian masalah peradaban dewasa ini.
“Hal tersebut menilik kenyataan dua pihak memiliki potensi besar baik Sumber Daya Manusia maupun Sumber Daya Alam yang jika dipadukan akan menjadi kekuatan efektif dunia,” lanjut dia.
Dia menerangkan hubungan Rusia-Dunia Islam perlu berlanjut pada kerja sama ekonomi dan perdagangan dengan meningkatkan investasi masing-masing.
“Dan dalam bidang pendidikan tinggi terutama dengan saling tukar menukar mahasiswa dan dosen serta kerja sama dalam bidang pengkajian dan penelitian,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan