Dia mengajak masyarakat saat memasuki pesta demokrasi dalam pemilihan umum untuk terus mengedepankan persamaan sesama anak bangsa, bukan mempertajam perbedaan.

“Maka persamaan-persamaan itu kita kembangkan, perbedaaan kita halangi,” kata mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu.

Menurut dia, perbedaan di tengah masyarakat terutama dari aspek agama seharusnya menjadi pendukung demokratisasi di tengah masyarakat. Akan tetapi, demokratisasi itu bisa terwujud jika proses Pilkada sebagai ajang pesta demokrasi tersebut berjalan secara obyektif dan adil.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia itu mengatakan Indonesia sejatinya memiliki modal dasar penting perajut kerukunan di tengah masyarakat yaitu Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Jika modal dasar itu dipelihara dan dikembangkan dengan baik maka apapun gejolak yang terjadi tidak akan membawa kerukunan di tengah masyarakat menuju pada kerentanan. (ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka