Kendari, Aktual.com – Kepala Bidang Perdagangan dalam Negeri Disperindag Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Ali, mengatakan sebanyak 50.000 ton gabah kering giling hasil panen 2017 di daerah itu telah diantarpulaukan.

“Hasil panen tahun 2017 sebanyak 50 ribu ton gabah yang terjual ke luar daerah, sehingga mengurangi stok gabah di daerah ini, mengakibatkan melambungnya harga beras,” kata Muh Ali, di Kendari, Minggu (28/1).

Dikatakan Muh Ali, bukan hanya gabah yang dijual di luar daerah, tetapi juga beras, di tahun 2017 sebanyak 92 ton, sehingga harga beras naik di daerah itu.

“Banyak pula beras hasil panen petani di wilayah Sultra, khususnya di daerah produksi padi, rata-rata mereka (Petani) menjual pada pedagang diluar daerah,” katanya.

Daerah yang menjadi sasaran penjualan katanya, seperti Sulawesi Selatan dan daerah Pulau Jawa, yang mengalami gagal panen akibat musim kemarau pada 2017 lalu.

Sehingga, katanya, saat ini stok gabah tidak ada pada petani didaerah itu.

“Kalaupun ada hanya sebagian kecil yang disimpan. Makanya, harga beras yang dijual di pasaran saat ini mengalami kenaikan, karena gabah dijual luar daerah,” katanya.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: