Jakarta, Aktual.com — Anggota Komisi VI DPR RI dari F-Gerindra Mochamad Hekal mengatakan bahwa selama setahun memimpin terlihat berbagai deretan kegagalan pemerintahan Jokowi-JK.
“Ya menurut saya gagal, Keberhasilannya dimana? Yang berhasil itu naikin harga bbm pada saat harga bbm seluruh dunia menurun. yang berhasil menjual murah JICT ke asing. Perpanjangan Kontrak Freeport untuk kepentingan asing. berhasil menciptakan kabinet gemuk,” ujar Hekal di DPR, Jakarta, Selasa (20/10).
Hekal mengaku setuju dengan pernyataan pengamat yang menyebut bahwa Jokowi harus mengadopsi budaya malu dan mundur ala Jepang. Pasalnya, di Jepang jika seorang pemimpin gagal menjalankan tugasnya, maka harus mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban pada bangsa dan negaranya.
“Budaya seorang pemimpin sukarela, mengundurkan diri adalah suatu kebesaran jiwa dalam mengakui kegagalannya dalam mengemban amanah, dia sendiri yang paling tahu apakah dirinya gagal atau tidak,” katanya.
Menurutnya, Jokowi harusnya legowo dan meniru para pemimpin Jepang yang dengan ksatria mengundurkan diri jika gagal jalankan roda pemerintahan.
“Menurut saya begitu, daripada nunggu di turunkan oleh people power, jauh lebih terhormat beliau mundur.Tapi saya sanksi Jkw akan melakukan itu, karena kondisi seperti ini beliau nampak santai-santai saja,” cetusnya.
Lebih lanjut, Hekal mengatakan, jika Jokowi tidak mau melakukan koreksi apalagi meniru sikap para pemimpin ala Jepang yang sukarela mundur jika gagal, akan berdampak pada kehidupan sosial dan sebagainya.
“Ya resikonya nasib bangsa, PHK melanda dimana-mana, lapangan pekerjaan baru diisi orang tenaga kerja asing, rupiah bergejolak, paket-paket ekonomi sepertinya lebih banyak untuk dinikmati investor asing! Terus Bela wong ciliknya kemana?”
“Pemerintah membohongi diri seakan-akan banyak uang untuk berbagai proyek, ternyata penyerapan anggaran, yang diharap buat dongkrak ekonomi, rendah. Kalau berlanjut, dengan jumlah pengangguran naik terus bisa menuju revolusi, dan sebelum sampe ke revolusi, habis duluan hutan kita kebakaran dan masyarakatnya kena ISPA. Sedangkan hutan di Malaysia kok aman-aman saja,” tegasnya.
Artikel ini ditulis oleh: