Pontianak, aktual.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, mencatat sebanyak 14 kasus angka kematian ibu dan bayi di daerah itu sepanjang tahun 2019.
“Jumlah kasus AKI di tahun 2019 ini memang sudah banyak ditemukan sejak awal tahun lalu, makanya kami berupaya keras untuk menekan agar kasus AKI ini tidak kembali bertambah,” kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kubu Raya Wan Iwansyah di Sungai Raya, Kamis (7/11).
Dia menerangkan pada tahun 2016 ada 15 kasus AKI, di 2017 ada 11 kasus, di tahun 2018 ada 14 kasus dan sejak awal tahun hingga September tahun 2019 sudah ada sekitar 14 kasus AKI di Kubu Raya.
Terkait angka AKI saat proses kehamilan dan persalinan di Kubu Raya hingga kini dinilai masih cukup tinggi, sejumlah upayapun dilakukan untuk menekan kasus AKI di kabupaten ini.
“Kalau dilihat dari data yang ada, sebenarnya jumlah AKI di Kubu Raya ini fluktuatif, hanya saja memang sejak awal tahun lalu jumlah AKI ini terpantau masih cukup banyak,” kata
Meski AKI di Kubu Raya masih cukup banyak, namun prasentasenya kata dia masih jauh di bawah AKI rata-rata tingkat nasional. Meski begitu pihaknya terus berupaya menekan kasus AKI di kabupaten ini.
Ditanya penyebab utamanya masih ditemukan AKI di Kubu Raya, kata Wan Iwansyah, secara medis ada dua penyebab utama seperti karena pendarahan dan karena eklamsi atau suatu kondisi yang dipicu adanya penyakit ikutan seperti hipertensi, diabetes miletus dan penyakit tak menular lainnya.
Sedangkan penyebab dari aspek sosial, misalnya masih ada ditemukan ibu hamil yang tidak mau diperiksa tenaga kesehatan sehingga membuat proses selama kehamilan tida terpantau maksimal oleh tenaga kesehatan.
“Beberapa diantaranya ada juga yang hamil diusia yang sangat muda, di bawah usaia 19 tahun. Karena pada masa itu masih terjadi pertumbuhan, jadi sang ibu memang belum siap untuk mengalami proses kehamilan,” terangnya.
Untuk menekan kasus AKI di Kubu Raya, kata Wan Iwansyah sejauh ini sudah ada sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah daerah seperti meningkatkan keterampilan petugas kesehatan seperti bidan dengan on the job training.
“Jadi kami datangkan dokter spesialis kandungan untuk memberikan pelatihan dan meningkatkan kapasitas bidan dalam menangani sebelum dan setelah ada kasus persalinan di setiap Puskesmas,” ungkapnya.
Di sisi lain lanjutnya, untuk mengoptimalkan pemantauan pemeriksaan kesehatan ibu hamil lanjutnya Dinas Keshatan Kubu Raya juga telah meluncurkan program pelayanan Selasa Jumat (salju) terpadu.
“Jadi pada program salju itu, khususnya di hari Selasa difokuskan ke pelayanan ibu dan anak. Ini digencarkan untuk menyisir agar jangan sampai ada ibu hamil lolos dari pantauan petugas kesehatan,” katanya. [Eko Priyanto]
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin