“Saya yakin dan percaya bahwa teman-teman ini bukan brutal begini tapi mungkin kekurangtahuan informasi tentang keberadaan di daerah situ atau yang dikirim oleh gereja,” katanya.

Namun, katanya, apapun alasannya, menghilangkan nyawa orang dikutuk oleh Tuhan, tidak dikehendaki oleh manusia siapapun.

Untuk itu, Dinkes Papua berharap pihak adat di Pegunungan Bintang membantu pihak berwajib untuk menuntaskan masalah tersebut, terutama demi upaya preventif petugas kesehatan yang bekerja di daerah lain di atas tanah ini pada masa mendatang.

Aloysius meminta kepada para kepala Dinas Kesehatan maupun pemerintah daerah, kepala puskesmas, kalau ada penambahan petugas kesehatan baru, baik ifatnya penempatan PNS, Program Nusantara Sehat, Tim Kaki Telanjang, Tim Kesehatan Terapung, atau Tim Kesehatan Bergerak dalam bentuk kontrak, honor, atau lainnya, sebaiknya diperkenalkan kepada masyarakat setempat, tokoh adat, tokoh gereja, dan masyarakat umum.

“Itu kan sekalian perkenalan bahwa ada tim kesehatan ini ada datang melayani di sini, tolong fasilitasi, tolong membantu mereka, tolong menopang mereka dalam pelayanan ke kampung-kampung,” ujarnya.

Mantan Kepala Puskesmas Koya itu, menambahkan hal tersebut sebagai langkah penting karena petugas kesehatan datang utamanya untuk membantu masyarakat kecil.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara