Sukabumi, Aktual.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat melakukan berbagai pencegahan untuk mewaspadai lonjakan kasus penyakit inspeksi pernapasan akut atau ISPA selama musim kemarau ini.

“Walaupun saat ini belum ada lonjakan warga yang mengeluh terserang atau tertular ISPA, namun harus diwaspadai sejak dini karena potensi penyebaran penyakit cukup tinggi, karena sudah hampir sepekan tidak turun hujan, sehingga banyak debu bertebaran,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyakit (Dalkit) Dinkes Kabupaten Sukabumi Rika Mutiara di Sukabumi, Jumat (26/6).

Dikatakannya ISPA bisa menyerang siapa saja, khususnya anak yang usianya masih balita, karena daya tahan tubuhnya belum stabil. Tetapi, tidak sedikit orang dewasa juga tertular penyakit yang bisa dikatakan berbahaya jika telat memberikan pengobatan.

Selain itu, pada musim kemarau ini suhu udara pada siang hari cukup panas, banyak debu bertebaran ditambah asap pembuangan dari kendaraan bermotor bisa mempercepat orang tertular penyakit ini.

Selain ISPA, penyakit yang kerap timbul pada saat kemarau ini adalah diare, karena banyak warga yang daerahnya kekeringan kesulitan mendapatkan air bersih. Warga terpaksa menggunakan air tidak layak konsumsi, seperti air sungai di dekat pemukiman warga.

Sehingga rawan terjangkit diare, karena air yang dikonsumsi mengandung bakteri penyebab diare atau tidak steril.

“Dua penyakit ini harus diwaspadai oleh seluruh masyarakat dan kami pun melakukan berbagai antisipasi seperti memberikan obat khusus, mendata warga dan memberikan perawatan medis kepada orang yang terjangkit baik diare maupun ISPA dengan memberdayakan petugas puskesmas dan posyandu,” tambahnya.

Di sisi lain, dari pantuan pihaknya ada beberapa daerah yang rawan kesulitan mendapatkan pasokan air bersih, mayoritas berada di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi atau Pajampangan, seperti di Kecamatan Curug Kembar, Warungkiara, Cidolog dan lain-lain.

Untuk melakukan pencegahan, pihaknya tidak bisa berupaya sendiri. Karena yang mempunyai peranan penting dalam pencegahan penyebaran penyakit dan menjaga kesehatan adalah warga itu sendiri.

Untuk itu, pihaknya mengimbau kepada warga agar meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti tidak mengkonsumsi air tidak layak konsumsi atau air kotor, selalu mengelap dan membersihkan debu serta jika ingin keluar rumah lebih baik menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut.

“Kami juga sudah menyiapkan obat-obatan seperti oralit dalam menghadapi lonjakan kasus diare dan jika ada warga yang membutuhkan masker bisa datang ke puskesmas terdekat,” kata Rika.

Artikel ini ditulis oleh: