Jakarta, Aktual.com — Hubungan Indonesia-Amerika Serikat akan semakin baik jika Hillary Clinton dapat memenangkap Pemilu dibandingkan jika Donald Trump yang terpilih. Demikian dikatakan oleh Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, di Jakarta, Rabu (25/5).
“Yang bagus bagi Indonesia adalah Hillary. Karena kebijakan ‘rebalancing’ untuk Asia arsiteknya adalah Hillary, bukan Obama,” ujarnya.
Dino mengatakan Hillary sangat mengerti akan kondisi Indonesia. Dia juga mengungkapkan bahwa Hillary adalah menteri AS yang paling mendengarkan dibandingkan dengan menteri-menteri lainnya.
Dino mengisahkan percakapan antara mantan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dengan Hillary yang lebih banyak berbicara adalah Marty, sementara mantan Menteri Luar Negeri AS tersebut cenderung mau mendengarkan berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia.
“Hillary itu satu-satunya menteri Amerika yang benar-benar mendengarkan. Dia bicara 20 persen Pak Marty ngomong 80 persen. Biasanya Amerika itu 80 persen, saya maunya a, b, c, d. Kalau ini (Hillary) nggak, dia mau ‘listen’ masalahnya apa,” tutur Dino.
Dino yang merupakan mantan juru bicara presiden mengungkapkan Amerika Serikat sangat memberikan keleluasaan kepada Indonesia saat dirinya menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk AS. Dia menceritakan dirinya mudah sekali untuk mendapatkan apapun yang diinginkan saat menjabat sebagai dubes.
Dino menjelaskan Indonesia juga bebas menolak berbagai kebijakan AS seperti menolak invasi AS ke Irak dan Negara Paman Sam tersebut akan baik-baik saja. “Waktu saya di Amerika, mohon maaf, saya minta apa saja dikasih saat Menlu nya Hillary,” ujar Dino.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri tersebut berpendapat keadaan akan berbalik jika Donald Trump yang terpilih sebagai presiden AS selanjutnya. Menurut dia, sikap Trump akan menciptakan kondisi dunia yang lebih buruk ketika AS dipimpin oleh Goerge Bush.
Hasil survei terkini menunjukkan perolehan suara yang berimbang antara Donald Trump dari Partai Republik dan Hillary Clinton dari Partai Demokrat untuk menjadi presiden AS. Keduanya diperkirakan akan menjadi calon presiden terkuat dibandingkan dengan kandidat lainnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara