Sadam sehari-hari hidup dengan mencari barang rongsokan. Setelah rongsokan itu terkumpul, lalu ia menjualnya kepada pengepul. Sedangkan untuk tidur, Sadam mengaku sering berpindah-pindah dari emperan toko sampai di lorong-lorong jembatan.
“Semenjak mata dan wajahnya sakit, Sadam sudah tidak pindah-pindah lagi dari kolong jembatan layang UKI,” kata Kurniawan.
Ant
(Wisnu)