“Karena dimata publuk, yang bersangkutan adalah sosok hartawan, punya kuasa dan poluler. Dia identik dengan sosok yang digdaya,” kata Reza saat di Jakarta, Jumat (17/11).
Karenanya, publik pun tak percaya begitu saja bila tersangka dari kasus korupsi e-KTP itu bisa tumbang dan tergolek lemas seperti itu.
“Citra semacam itu membuat masyarakat tidak percaya ketika yang bersangkutan tampil kalah, lemah dan menyerah,” imbuhnya.
Reza menuturkan, dalam kacamata psikologi, reaksi seperti itu terjadi sebagai sanksi sosial dari suatu keadaan dimana hukum positif dirasa tak efektif.
“Menurut ilmuwan psikologi kalau hukum positif dirasa mandul, sanksi sosial yang akan bergerak lebih cepat dan lebih dahsyat,” jelasnya.
Meski begitu, Reza meminta kepada masyarakat untuk tetap mempunyai jiwa kemanusian, apabila Ketua Umum Partai Golkar itu memang ternyata bukan sedang terkena gejala malingering.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid