Jakarta, Aktual.com —  Pada perdagangan akhir pekan ini, First Asia Capital memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara technical bergerak dengan support di 4570 dan resisten di 4620.

“Perkembangan pasar global yang bervariasi dan tren dolar AS yang menguat membuat IHSG pada perdagangan akhir pekan ini akan bergerak bervariasi,” kata analis First Asia Capital, David Sutyanto di Jakarta, Jumat (14/8).

Menurutnya, penguatan lanjutan rawan terkena aksi ambil untung di tengah masih tingginya kekhawatiran terhadap perekonomian China. “Pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi dengan pergerakan nilai tukar rupiah,” ujar dia.

Ia menerangkan, tekanan jual di pasar saham kemarin mereda terimbas sentimen kawasan menyusul penguatan mata uang Yuan atas dolar AS yang berdampak positif di pasar saham kawasan Asia. Redanya tekanan jual yang diikuti aksi beli di pasar menyusul pernyataan bank sentral China yang akan mengambil tindakan yang dibutuhkan apalabila nilai Yuan bergerak di luar kewajaran. Di sisi lain harga saham yang sudah banyak terkoreksi dan dipandang relatif murah mendukung terjadinya technical rebound.

“IHSG berhasil rebound 2,3% di 4584,250. Motor penguatan IHSG adalah sejumlah saham emiten BUMN yang berkapitalisasi besar. Sedangkan nilai tukar rupiah atas dolar AS kemarin menguat terbatas di Rp13767. Pasar saat ini menaruh harapan besar dari langkah pemerintah di bawah Menko Perekonomian baru untuk menstabilkan pergerakan rupiah atas dolar AS,” ungkap David.

Sementara Wall Street tadi malam bergerak bervariasi. Indeks DJIA setelah sempat menguat 79 poin akhirnya ditutup hanya menguat 5,7 poin  (0,03%) di 17408,25. Indeks S&P tutup terkoreksi tipis 0,13% di 2083,39. Pergerakan Wall Street yang fluktuatif mencerminkan pasar masih mengkhawatirkan faktor China dan pasar kembali mengantisipasi kenaikan tingkat bunga The Fed setelah data penjualan ritel Juli di AS tumbuh kuat 0,6% secara bulanan.

Naiknya penjualan ritel membuat dolar AS menguat dan menekan kembali harga komoditas seperti minyak mentah yang tadi malam anjlok kembali 2,54% di USD42,20/barrel. Akibatnya harga saham sektor energi di Wall Street kembali tertekan tadi malam.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka