Ilustrasi- Seseorang Menghitung Uang Pecahan 100 Dollar USD dan 100 Ribu Rupiah
Ilustrasi- Seseorang Menghitung Uang Pecahan 100 Dollar USD dan 100 Ribu Rupiah

Jakarta, Aktual.com – Di perdagangan awal pekan, Senin (13/5), para analis memperkirakan Rupiah akan mengalami pelemahan. Potensi pelemahan mata uang Garuda dipicu oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang lesu.

Menurut Senior Economist KB Valbury Sekuritas, Fikri C. Permana, Rupiah kemungkinan akan melemah secara terbatas. Alasannya adalah Rupiah masih terbebani oleh penurunan cadangan devisa (cadev) bulan April 2024 yang diumumkan pada Rabu (8/5) lalu.

“Saya rasa tergerusnya cadev menjadi fundemantal utama rupiah akan terdepresiasi,” kata Fikri, Minggu (12/5).

Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa pada periode tersebut, cadangan devisa mencapai U$S 136,2 miliar, mengalami penurunan dari posisi Maret yang sebesar U$S 140,4 miliar. Penting untuk dicatat bahwa cadangan devisa Indonesia per April 2024 merupakan yang terendah sejak Desember 2022.

Menurut Fikri, data neraca perdagangan dan neraca pembayaran Indonesia yang akan dirilis tengah pekan depan kemungkinan akan menunjukkan hasil negatif untuk kuartal I-2024. Oleh karena itu, data-data ekonomi tersebut mungkin akan memberikan tekanan tambahan terhadap nilai tukar rupiah.

Meskipun demikian, Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong melihat bahwa investor masih cenderung untuk menunggu dan melihat perkembangan, menanti serangkaian data ekonomi penting Amerika seperti pidato Powell dan data inflasi. Selain itu, investor masih memantau situasi di Timur Tengah yang kembali memanas.

Dari dalam negeri, investor akan menantikan rilis data indeks kepercayaan konsumen Indonesia pada hari Senin (13/5). Selanjutnya, akan ada penjualan ritel pada hari Selasa dan data neraca perdagangan pada hari Rabu.

Rupiah diperkirakan akan datar dengan kecenderungan melemah terbatas terhadap dolar AS,” kata Lukman, Minggu (12/5).

Lukman proyeksi bahwa rupiah akan bergerak dalam rentang Rp 16.000 per dolar AS–Rp 16.100 per dolar AS pada perdagangan Senin (13/5). Sementara itu, Fikri prediksi bahwa rupiah akan melemah tipis dalam rentang Rp 16.020 per dolar AS–Rp 16.220 per dolar AS.

Rupiah spot sebelum libur panjang ditutup pada Rp 16.046 per dolar AS, Rabu (8/5). Rupiah spot mengalami pelemahan tipis sebesar 0,01%, sedangkan rupiah Jisdor naik 0,16% menjadi Rp 16.081 per dolar AS.

Artikel ini ditulis oleh:

Arie Saputra