Niko mengaku kerap diperlakukan spesial dibanding saksi lainnya. Bila saksi-saksi lain KPK masuk ke Gedung KPK melalui pintu depan, Niko masuk melalui pintu samping dan bisa bertemu langsung Abraham Samad, yang saat itu menjabat Ketua KPK.
Sebelum sidang, kata Niko, dia mendapatkan arahan serta diberi fasilitas di antaranya kendaraan mewah. “Pijat, silakan cek ke Aston Rasuna Said. (Yang memberi) Pihak KPK,” kata Niko.
Niko juga mengaku mendapatkan arahan dari jaksa terkait jawaban yang harus disampaikannya di persidangan. “Jaksanya ngeri. Pak Pulung, Ibu Eli. Saya diarahkan harus jawab apa, ngomong apa,” ujar dia.
Menjelang vonis Romi Herton, dia mengaku diberi liburan gratis ke Raja Ampat dan Bali. “Liburan ini yang buka kepala saya kalau bohong, ini nikmat di negeri ini.”
Namun, Niko juga mengaku mendapatkan ancaman dan sempat disekap KPK untuk diajak kerja sama. Hal ini dilakukan karena Niko merupakan keponakan kesayangan Mukhtar.
“Waktu itu saya membuat pernyataan karena di dalam ancaman itu mereka akan menjemput paksa istri saya dan anak saya di Bandung. Mereka akan memenjarakan anak dan istri saya lewat Bapak Novel.”
Terkait yang pernah dijanjikan KPK, Niko mengaku belum diterimanya hingga kini. “Enggak dikasih sampai sekarang. Satu persen pun enggak. Saya kemarin nagih, ada mungkin 3 bulan ke belakang, motor pribadi saja enggak dikasihin. Orangnya saja sakit. Apa saya harus nyusulin ke Singapura?”
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu