Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini (kedua kanan), Wakil Ketu MPR Hidayat Nur Wahid (kedua kiri), Ketua Komisi I DPR Abdul Haris Al Anshori (kanan) dan Tenaga Ahli Fraksi PKS DPR RI Agus Purnomo (kiri) menghadiri Tadabbur dan Renungan Proklamasi di ruang Fraksi PKS Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (14/6). Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 bertepatan dengan 9 Ramadhan 1364 H Fraksi PKS mengajak umat islam untuk mensyukuri dan melakukan refleksi atas peran dan Kontribusi Umat Islam dalam Menjaga dan mengisi Kemerdekaan Indonesia. AKTUAL/HO

Jakarta, Aktual.com-Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyebut di tengah era globalisasi sekarang ini, dibutuhkan gagasan luas dalam mengembangkan dimensi keilmuan politik Islam.

Karena ajaran Islam mengatur seluruh aspek kehidupan, apalagi politik sebagai sistem bernegara, karenanya perlu adanya tukar pikiran antar praktisi di dunia.

“Tukar pikiran di antara akademisi dan praktisi dunia akan mengembangkan wawasan keilmuan khususnya terhadap politik Islam sehingga kita makin kaya prespektif baik dalam dimensi teoritik maupun praktek politik Islam,” kata Jazuli kepada Media dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (21/11).

Dalam acara seminar Internasional yang digerlar Dewan Mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH) Banten itu, Jazuli mengingatkan bahwa Islam secara doktrinal mempunyai visi ‘rahmatan lil alamin’.

Sehingga, visi tersebut menegaskan bahwa Islam agama yang menghendaki keteraturan tatanan dunia dan peradaban atas dasar kemaslahatan dan kemajuan umat manusia

Dalam konteks itulah, lanjut Jazuli, politik Islam berperan sebagaimana seorang ilmuwan politik Islam, Ibnu Khaldun yang mengatakan bahwa dalam Islam berpolitik adalah sarana menuju keteraturan dan cara menuju peradaban.

“Dengan demikian, politik Islam tidak boleh dipahami hanya sebagai _power struggle_ atau perebutan kekuasaan _an-_ sebagaimana buku-buku politik umum menyebutnya,” papar anggota komisi I DPR RI.

“Politik itu melekat dalam ajaran Islam. Maka dalam khasanah keislaman kita kenal _fiqhu siyasah_. Sejarah Islam sendiri sejak kelahirannya tidak dapat dilepaskan dari politik. Rasulullah SAW beliau adalah pemimpin agama dan negara, beliau selain menjaga agama sekaligus mengatur negara bahkan dunia. Peran ini kemudian dilanjutkan oleh Khulafa ar-Rasyidun,” pungkas anggota dewan asal Dapil Banten itu.

Pewarta : Novrizal Sikumbang

Artikel ini ditulis oleh:

Bawaan Situs