Jakarta, Aktual.com — Nama pengusaha Basa Alim Tualeka atau akrab disapa Obasa mengaku siap diusung sebagai bakal calon wakil wali kota Surabaya dari koalisi Majapahit, menghadapi Pemilihan Kepala Daerah 9 Desember 2015.

“Kalau dipercaya, saya siap karena niat saya menyelamatkan demokrasi di Surabaya,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Minggu (5/7).

Menurut dia, isu aklamasi atau pemilihan wali kota secara mufakat sesuai yang diinginkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), tidak bisa dibenarkan karena bertentangan dengan Undang-undang.

“Sesuai aturan harus ada dua pasangan calon atau lebih. Kalau hanya satu maka tidak bisa digelar Pilkada dan itu sangat disayangkan,” kata dia.

Ketika disinggung ingin maju bersama siapa nantinya, Direktur Utama PT Bintang Ilmu tersebut tak mempedulikan nama bakal calon wali kotanya dan menerima siapapun yang dipilih.

“Yang penting tidak sampai satu pasangan, sebab daripada aklamasi lebih baik diundi saja Pilkadanya. PDIP Jangan berharap aklamasi dan demokrasi harus diselamatkan,” ujar Ketua Lembaga Praktisi dan Pemerhati Pendidikan Indonesia (LP3EI) tersebut.

Sementara itu, usai deklarasi koalisi Majapahit, muncul tiga kandidat bakal calon wali kota, yakni Dhimam Abror Djuraid (praktisi media), Sukoto (praktisi media), dan Syamsul Arifin (Ketua DPC PKB Surabaya).

Sedangkan, untuk nama bakal calon orang nomor dua di “Kota Pahlawan”, selain Obasa juga muncul nama M. Machmud, anggota DPRD Surabaya asal Partai Demokrat. Namun, berdasarkan sumber di internal koalisi, nama Machmud yang juga eks Ketua DPRD Surabaya tersebut gagal ikut bersaing karena dikabarkan mundur.

Koalisi Majapahit dideklarasikan pada Senin (29/6) dan diikuti oleh enam partai politik pemilik kursi di parlemen, yakni PKB, Gerindra, Golkar, PKS, PAN dan Demokrat.

Kendati demikian, DPD Partai Demokrat Jatim mengklaim kedatangannya hanya bersifat hadir karena diundang, bukan sebagai bentuk kesepakatan bergabung dengan koalisi.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu