Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Rida Mulyana berada di ruang tunggu untuk menjalani pemeriksaan di Gedung KPK Jakarta, Jumat (6/11). Rida Mulyana diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Dewie Yasin Limpo dalam kasus dugaan gratifikasi terkait usulan penganggaran proyek pembangunan infrastruktur energi baru dan terbarukan untuk tahun anggaran 2016 Kabupaten Deiyai, Papua. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/ama/15

Jakarta, Aktual.com — Direktorat Jenderal (Dirjen) Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rida Mulyana mengklaim target penyediaan listrik dari panas bumi sebesar 7.000 MW pada tahun 2025 merupakan keinginan yang ambisius dan realistis.

Dia menjelaskan, dari beberapa jenis energi baru terbarukan (EBT), sumber energi dari panas bumi yang paling terpetakan secara rinci, sehingga menurutnya lebih mudah untuk mengawal proses pembangunannya.

“Saat ini EBT terdiri dari beberapa jenis, namun panas bumi yang lebih duluan terpetakan mulai dari masalah sampai solusi. sehingga agak sedikit mudah untuk dikawal,” tuturnya di Jakarta Selasa (19/4).

Namun dia mengaku yang menjadi kendala dan mengancam jalannya kesuksesan program ini jika tidak terjadi sinergi antar pemangku kepentingan.

“Target sudah sangat nyata sekarang hanya merapatkan barisan, tanpa sinergi maka target 7.000 MW itu hanya tinggal target saja,” imbuhnya.

Adapun terobosan yang telah dipersiapkan untuk mempercepat pencapaian target tersebut diantaranya melalui penugasan pada BUMN yang bergerak pada sektor panas bumi. Selain itu juga pihaknya telah mempersiapkan mekanisme penugasan survey pendahuluan plus eksplorasi.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka